Minggu, 14 Desember 2014

Tradisi Kenduri, Rabiul Awal-Rabiul Akhir-Jumadil Awal

0859599-kenduri-di-aceh-620X310_1389588040.jpg
Aceh salah satu wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Dalam banyak tradisi budaya yang berkembang dalam masyarakat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan yang terbesar dan berlangsung lama yaitu selama tiga bulan. Khanduri Maulod (kenduri Maulid) pada masyarakat Aceh terkait erat dengan peringatan hari kelahiran Pang Ulee (penghulu alam) Nabi Muhammad SAW, utusan Allah SWT yang terkahir pembawa dan penyebar ajaran agama Islam. Kenduri sering juga disebut kanduri Pang Ulee.
Kenduri Maulid oleh masyarakat Aceh dianggap sebagai suatu tradisi. Hal itu didasarkan pada pemahaman bahwa Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan.
Masyarakat Aceh sebagai penganut agama Islam melaksanakan kenduri maulid setiap bulan Rabiul Awal, Rabiul Akhir dan Jumadil Awal. Kenduri maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal disebut maulod awai (maulid awal) dimulai dari tanggal 12 Rabiul Awal sampai berakhir bulan Rabiul Awal. Sedangkan kenduri maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Akhir disebut maulod teungoh (maulid tengah) dimulai dari tanggal 1 bulan Rabiul Akhir sampai berakhirnya bulan Rabiul Akhir tersebut. Selanjutnya, kenduri maulid pada bulan Jumadil Awal disebut maulod akhee (maulid akhir) dan dilaksanakan sepanjang bulan Jumadil Awal.
Pelaksanaan kenduri maulid berdasarkan rentang tiga bulan di atas, mempunyai tujuan supaya warga masyarakat dapat melaksanakan kenduri secara keseluruhan dan merata. Makssudnya apabila pada bulan Rabiul Awal belum mampu melaksanakan kenduri, pada bulan Rabiul Akhir belum juga mampu, maka masih ada kesempatan pada bulan Jumadil Awal. Umumnya seluruh masyarakat mengadakan kenduri Maulid, hanya waktu pelaksanaannya yang berbeda-beda, tergantung pada kemampuan menyelenggarakan dari masyarakat.
Menyambut Tradisi Kanduri Mulod di Aceh diawali dengan shalawat, zikir dan syair-syair mengagungkan Allah SWT dan mendoakan keselamatan untuk Rasulullah SAW keluarga beserta shahabat serta untuk seluruh umat Islam yang dibawakan para remaja putra maupun putri. Suara-suara itulah yang dirangkum dalam bentuk “Barzanji” yang merupakan salah satu ciri khusus dalam tradisi Maulid Nabi SAW di Aceh.

Acara kenduri maulid dilaksanakan di Mushola atau Masjid. Hidangan yang tersedia memang dibawa para jamaah dari rumah. biasanya sebelum di santap bersama-sama akan dilaksanakan doa bersama. Setelah itu para jamaah akan makan bersama. Ada salah satu larangan atau pantangan saat Kenduri Maulid yaitu makanan yang disediakan harus habis atau jika sisa harus dibawa pulang. Sebab sangat pantang menelantarkan kenduri karena ini adalah sedekah.

0 komentar:

Posting Komentar