Budaya
Jakarta hari ini di mana arus urbanisasi ke Jakarta kemudian
menghadirkan kemajemukan masyaraka dan budaya, serta proses perjalanan
sejarah. Hal ini kemudian secara alami membentuk karakter pada budaya di
Jakarta, Salahsatunya pada upacara-upacara adat. Upacara selalu melekat
dalam segala siklus kehidupan orang betawi. Termasuk pada upacara
pernikahan hingga pindah rumah.
Selain
upacara pernikahan, filosofi orang Betawi tergambar jelas pada upacara
adat pindah rumah. Adat mengatur perabotan-perabotan yang harus dibawa.
Misalnya, tempayan atau kendi berisi air, bumbu dapur, dan kaca. Air
bagi orang betawi melambangkan kehidupan. Kendi berisi air juga
melambangkan sikap peduli dan optimismenya dalam menjalani hidup yang
mengalir seperti sifat air membasahi tempat-tempat yang lebih rendah
yang dimiliki orang betawi.
Konon
dahulu orang Betawi sengaja menyimpan tempayan atau kendi berisi air di
depan rumah. Hal tersebut dilakukan agar musafir yang bisa sekadar
minum atau cuci muka dan kaki. Sementara bumbu dapur melambangkan hidup
dengan beragam rasa dan kesadaran orang Betawi yang hidup mandiri tapi
tidak sendirian, melainkan dengan beragam etnik lain. Kemudian kaca
melambangkan kerendahan hati orang Betawi, yang di manapun berada mampu
menempatkan diri pada posisi yang tidak bersinggungan dengan orang lain.
Tak
ketinggalan dalam upacara pindah rumah, tanah menjadi elemen yang
penting untuk dibawa ke rumah baru. Tanah di rumah lama akan dibungkus
kain putih. Di rumah yang baru tanah tersebut disebar di sekitar rumah
sambil membaca kalimat basmalah. Tujuannya agar atmosfir rumah dan tanah
di rumah yang lama tetap terpelihara di rumah yang baru.
Dengan
demikian diharapkan seluruh anggota keluarga betah di rumah baru dan
meningkatkan kebiasaan baik dari rumah lama di situ. Tanah bagi orang
betawi memiliki arti sangat penting. Karena di dalam tanah, didekat
cericipan atau di kolong tempat tidur ditanam ari-ari dari anak yang
dilahirkan.itu adalah pengikat orang Betawi terhadap tanahnya.
Arwah
nenek moyang cukup dan masih berpengaruh dalam kebudayaan betawi di
balik kehidupan yang religious. Macan dan buaya mendapat tempat
terhormat dalam mitologi Betawi. Hal ini tidak dipengaruhi oleh agama,
termasuk Islam. Hal ini membuktikan hubungan kekerabatan purba telah
terjadi di negeri betawi sejak berabad-abad yang lalu.
0 komentar:
Posting Komentar