Candi Gunung Gangsir Candi
ini disebut Candi Gunung Gangsir sesuai dengan nama desa yang menjadi
lokasinya, yaitu Desa Gunung Gangsir, Beji, Pasuruan, Jawa Timur. Pada
tahun 1830 candi ini dikunjungi oleh H.I. Domis, Residen Pasuruan,
kemudian pada tahun 1840 dikunjungi oleh juru gambar H.N. Sieburgh yang
membuat lukisan mengenai reruntuhan candi tersebut. J.L.A. Brandes pada
tahun 1903 mengunjungi Candi Gunung Gangsir dan berpendapat bahwa candi
ini merupakan missing link antara gaya seni bangunan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Candi
Gunung Gangsir adalah candi batu berdenah bujur sangkar dengan ukuran
sisi-sisinya 14 meter. Candi ini menghadap ke timur dengan tinggi
keseluruhan bangunan yang masih tersisa 12,50 meter. Candi ini sangat
kaya dengan relung-relung, pelipit dan antefiks. Panil yang ada pun
menggambarkan hiasan berupa relief tokoh, bejana dengan motif
sulur-suluran dan bunga, pilaster, pepohonan dan binatang. Usia
Candi Gunung Gangsir diperkirakan berasal dari abad ke-10 Masehi, namun
beberapa peneliti berasumsi bahwa Candi Gunung Gangsir dibangun pada
masa Majapahit abad ke-14 berdasarkan gaya arsitekturnya. Candi ini unik
karena satu-satunya candi Jawa Timur yang menggabungkan gaya arsitektur
Jawa Timuran dengan bentuk dan gaya ragam hias Jawa Tengahan.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar