"Hargai kehidupan yang sudah diberikan Tuhan. Hargai masih diberikan
kesehatan, masih diberikan anak, istri dan keluarga, masih diberikan
kesempatan untuk memperbaiki kehidupan. Malu dengan mereka yang tidak
punya anggota tubuh yang lengkap, yang terbaring di rumah sakit
bertahun-tahun, yang tidak punya keluarga ataupun sanak saudara namun
semangat hidupnya tinggi. Adalah sebuah
kesalahan dan dosa besar bila manusia memilih mengakhiri hidupnya dan
tidak menghargai kehidupan yang telah diberikan. Perbanyak berdoa,
dekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Semua pasti ada maknanya semua
pasti ada jalan keluarnya. Semua pasti berlalu. Semua Sudah, Sedang dan
Akan baik-baik saja. Dekatkan diri kepada Tuhan, hanya itu satu-satunya
daya dan upaya manusia."
"Kamu harus bangkit dan yakin kepada dirimu sendiri bila memang ini jalannya, maka terimalah jalanNya dengan ikhlas dan berlapang dada. Serahkanlah semuanya, semua beban dan penderitaan, serahkan semuanya. Bersujudlah dan mohonlah petunjukNya, mohonlah setulus2nya kepadaNya untuk diberikan jalan yang Terang, biarkan Tuhan menuntun jalanmu dan menjadikan hidupmu sebaik2 pengaturanNya."
Bila ditelusuri, ternyata banyak teman-teman yang terlalu asyik dengan pikiran-pikirannya yang menderita, ia merasakan ada sebuah kenikmatan dengan menyakiti dirinya sendiri, seolah-olah bila tidak menderita sehari saja hidupnya terasa tidak lengkap. Inilah sebuah pola yang harus dirubah, dan seperti halnya merubah suatu pola dan kebiasaan membutuhkan waktu yang cukup lama, minimal 3 bulan. Coba diperhatikan pikiran-pikiran apa saja yang terlintas di dalam benakmu selama 3 bulan belakangan ini, apakah pikiran-pikiran buruk yang menyakiti diri sendiri atau sebaliknya pikiran-pikiran yang membuat dirimu bahagia dan menjadikan hidupmu bermakna.
Dan bila engkau benar-benar ingin bangkit dan melupakan semua kesedihanmu, cobalah mulai dengan cara melakukan kebaikan-kebaikan kecil tidak hanya untuk orang lain, tetapi juga dirimu sendiri. Dengan melakukan kebaikan, sesungguhnya kita sedang mempercepat pemurnian rasa sakit itu untuk kemudian bisa bertransformasi menjadi sesuatu yang merubah seluruh sisa hidupmu. Bila kita mampu bangkit dari rasa sakit dan penderitaan, itu sama halnya seperti kita terlahir kembali menjadi manusia yang baru, manusia yang lebih menghargai nilai-nilai kehidupan, manusia yang akan melakukan segala sesuatu yang bermakna dalam seluruh sisa hidupnya.
"Kamu harus bangkit dan yakin kepada dirimu sendiri bila memang ini jalannya, maka terimalah jalanNya dengan ikhlas dan berlapang dada. Serahkanlah semuanya, semua beban dan penderitaan, serahkan semuanya. Bersujudlah dan mohonlah petunjukNya, mohonlah setulus2nya kepadaNya untuk diberikan jalan yang Terang, biarkan Tuhan menuntun jalanmu dan menjadikan hidupmu sebaik2 pengaturanNya."
Bila ditelusuri, ternyata banyak teman-teman yang terlalu asyik dengan pikiran-pikirannya yang menderita, ia merasakan ada sebuah kenikmatan dengan menyakiti dirinya sendiri, seolah-olah bila tidak menderita sehari saja hidupnya terasa tidak lengkap. Inilah sebuah pola yang harus dirubah, dan seperti halnya merubah suatu pola dan kebiasaan membutuhkan waktu yang cukup lama, minimal 3 bulan. Coba diperhatikan pikiran-pikiran apa saja yang terlintas di dalam benakmu selama 3 bulan belakangan ini, apakah pikiran-pikiran buruk yang menyakiti diri sendiri atau sebaliknya pikiran-pikiran yang membuat dirimu bahagia dan menjadikan hidupmu bermakna.
Dan bila engkau benar-benar ingin bangkit dan melupakan semua kesedihanmu, cobalah mulai dengan cara melakukan kebaikan-kebaikan kecil tidak hanya untuk orang lain, tetapi juga dirimu sendiri. Dengan melakukan kebaikan, sesungguhnya kita sedang mempercepat pemurnian rasa sakit itu untuk kemudian bisa bertransformasi menjadi sesuatu yang merubah seluruh sisa hidupmu. Bila kita mampu bangkit dari rasa sakit dan penderitaan, itu sama halnya seperti kita terlahir kembali menjadi manusia yang baru, manusia yang lebih menghargai nilai-nilai kehidupan, manusia yang akan melakukan segala sesuatu yang bermakna dalam seluruh sisa hidupnya.
0 komentar:
Posting Komentar