Tiga
anak laki-laki yang bertetangga - Salvator, Julio, dan Antonio - hidup
dan bermain bersama di Cremona, Italia, pada sekitar pertengahan tahun
1600-an. Salvator memiliki suara tenor yang indah, sedangkan Julio
pandai bermain biola. Antonio sebenarnya suka musik dan sering ikut
menyanyi bersama, tetapi suaranya parau.
Semua anak menertawai Antonio kalau ia mencoba menyanyi. Tetapi, ia mempunyai barang sangat berharga - sebuah pisau saku pemberian kakeknya. Antonio gemar mengukir kayu dan hasil karyanya sangat bagus.
Suatu kali, Salvator dan Julio menunjukkan kebolehan mereka menyanyi dan main biola di alun-alun katedral. Banyak orang menyaksikannya, bahkan ada seorang pria memuji mereka dan menaruh satu koin emas di tangan Salvator.
"Amati sangat baik, ia orang terkenal," kata Julio. "Siapa Amati?" tanya Antonio yang mengikuti mereka. Kedua temannya tertawa. "Kau belum pernah dengar tentang Amati? Ia pembuat biola terkenal dan terbaik di Italia, bahkan di seluruh dunia."
Malam itu Antonio sangat gelisah. Keesokan hari, Antonio meninggalkan rumah, dan membawa pisau ukirnya. Sakunya dipenuhi barang-barang hasil ukirannya. Ia mencari rumah Amati.
Setelah menemukan yang dicari, ia mengetuk pintu. Amati lalu menemui Antonio. "Saya datang membawa hasil karya saya, Tuan. Saya harap Tuan dapat mengatakan, apakah saya berbakat membuat biola seperti Tuan. Saya mencintai musik, tetapi suara saya jelek," ujar Antonio.
Sambil menatap Antonio, Amati berkata, "Yang sangat penting dalam suatu nyanyian adalah jiwanya. Ada banyak cara untuk membuat musik. Bakatmu adalah mengukir. Ini merupakan nyanyian yang sama terhormatnya dengan menyanyi atau bermain musik."
Antonio lalu menjadi murid Amati. Ketika berumur 22 tahun, gurunya mengizinkan Antonio membubuhkan namanya sendiri pada biola hasil karyanya. Antonio Stradivari (1644-1737) membuat sekitar 1.100 biola sepanjang hidupnya. Setiap orang yang memiliki biola Stradivari mendapatkan satu karya seni yang sangat bermutu.
Barangkali kita tak dapat menyanyi, bermain musik, mengukir, atau membuat biola. Tetapi, kita dapat menemukan jalan untuk mengungkapkan "musik" hati kita.
Semua anak menertawai Antonio kalau ia mencoba menyanyi. Tetapi, ia mempunyai barang sangat berharga - sebuah pisau saku pemberian kakeknya. Antonio gemar mengukir kayu dan hasil karyanya sangat bagus.
Suatu kali, Salvator dan Julio menunjukkan kebolehan mereka menyanyi dan main biola di alun-alun katedral. Banyak orang menyaksikannya, bahkan ada seorang pria memuji mereka dan menaruh satu koin emas di tangan Salvator.
"Amati sangat baik, ia orang terkenal," kata Julio. "Siapa Amati?" tanya Antonio yang mengikuti mereka. Kedua temannya tertawa. "Kau belum pernah dengar tentang Amati? Ia pembuat biola terkenal dan terbaik di Italia, bahkan di seluruh dunia."
Malam itu Antonio sangat gelisah. Keesokan hari, Antonio meninggalkan rumah, dan membawa pisau ukirnya. Sakunya dipenuhi barang-barang hasil ukirannya. Ia mencari rumah Amati.
Setelah menemukan yang dicari, ia mengetuk pintu. Amati lalu menemui Antonio. "Saya datang membawa hasil karya saya, Tuan. Saya harap Tuan dapat mengatakan, apakah saya berbakat membuat biola seperti Tuan. Saya mencintai musik, tetapi suara saya jelek," ujar Antonio.
Sambil menatap Antonio, Amati berkata, "Yang sangat penting dalam suatu nyanyian adalah jiwanya. Ada banyak cara untuk membuat musik. Bakatmu adalah mengukir. Ini merupakan nyanyian yang sama terhormatnya dengan menyanyi atau bermain musik."
Antonio lalu menjadi murid Amati. Ketika berumur 22 tahun, gurunya mengizinkan Antonio membubuhkan namanya sendiri pada biola hasil karyanya. Antonio Stradivari (1644-1737) membuat sekitar 1.100 biola sepanjang hidupnya. Setiap orang yang memiliki biola Stradivari mendapatkan satu karya seni yang sangat bermutu.
Barangkali kita tak dapat menyanyi, bermain musik, mengukir, atau membuat biola. Tetapi, kita dapat menemukan jalan untuk mengungkapkan "musik" hati kita.
0 komentar:
Posting Komentar