Balla Lompoa artinya ‘rumah besar’. Bangunan Museum Balla Lompoa mencerminkan rumah besar yang menjadi istana tempat tinggal ‘orang besar’, yaitu raja-raja Gowa dan keluarganya. Istana Balla Lompoa dibangun pada tahun 1935 dan diresmikan sebagai museum pada tanggal 6 Januari 1980. Pendiri rumah Balla Lompoa
adalah I Mangngi Mangngi Daeng Matutu Karaeng Bontonompu Sultan
Muhammad Thahir Muhibuddin Tumenengari Sungguminasa, raja ke-35 Kerajaan
Gowa. Ruangan pertama Museum Balla Lompoa
adalah lobby merangkap toko souvenir yang menjual berbagai macam
cinderamata khas Sulawesi Selatan. Ruangan kedua menampilkan singgasana
raja, alat perang seperti tombak dan meriam kuno, payung lalong sipue
(payung yang digunakan oleh raja ketika pelantikan), silsilah keluarga
Kerajaan Gowa. Ruangan ketiga menyimpan berbagai peralatan rumah tangga
yang terbuat dari kuningan, alat musik tradisional seperti gong, kecapi,
suling, pui-pui, dan gendang, serta pakaian adat pengantin suku
Makassar, buju bodo dan aksara lontara, yaitu aksara khas masyarakat
Makassar. Koleksi utama Museum Balla Lompoa
adalah mahkota raja yang terbuat dari emas bertabur 250 batu permata,
dengan bobot lebih dari 1 kilogram. Mahkota ini tersimpan di salah satu
kamar yang disebut kamar kallompoang (kamar besar). Benda-benda lain
yang terdapat di ruangan yaitu keris emas, gelas emas berkepala naga
(ponto janga-jangaya), kalung kebesaran (kolara), anting-anting emas
murni (bangkarak ta’roe), kancing emas (kancing gaukang) dan kitab
Al-Quran yang ditulis tangan pada tahun 1848.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar