Pada awalnya Museum Wayang
merupakan bangunan Gereja de Oude Hollandsche Kerk yang didirikan pada
tahun 1640. Kemudian, pada tahun 1733 gereja tersebut diperbaiki dan
diganti namanya menjadi de Nieuw Hollandsche Kerk. Gereja baru itu
berdiri hingga tahun 1808.
Pada
tanggal 14 Agustus 1936, pemerintah Hindia Belanda menetapkan gedung
beserta tanahnya menjadi monumen. Selanjutnya, pada tahun 1937 gedung
itu dibeli oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen,
kemudian diserahkan kepada Stichting Oud Batavia untuk dijadikan de Oude
Bataviasche Museum atau Museum Batavia Lama. Pembukaan museum dilakukan
pada tanggal 22 Desember 1939 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda
Tjarda van Starkenborg Stachouwer.
Sejak
pendudukan Jepang dan revolusi kemerdekaan RI, gedung museum tidak
terawat. Pada tahun 1957 gedung museum diserahkan kepada Lembaga
Kebudayaan Indonesia. Sejak itu namanya menjadi Museum Jakarta Lama.
Pada tanggal 1 Agustus 1960 kata Lama dihilangkan sehingga namanya
menjadi Museum Jakarta. Pada tahun 1968 museum itu diserahkan kepada
Pemerintah DKI Jakarta untuk dijadikan Museum Wayang. Akhirnya, pada
tanggal 13 Agustus 1975 Museum Wayang resmi dibuka oleh Ali Sadikin,
Gubernur DKI Jakarta kala itu.
Museum
Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh
Indonesia, yang terbuat dari kulit, kayu, dan bahan-bahan lain.
Koleksinya mencapai 4000 buah, antara lain terdiri atas wayang golek,
wayang kulit, wayang kardus, wayang suket, wayang beber, dan
ondel-ondel. Wayang-wayang dari mancanegara juga ada disini, antara lain
dari Cina dan Kamboja.
Umumnya
wayang berasal dari masa pengaruh Hindu karena lakon ceritanya berasal
dari kisah Ramayana dan Mahabharata. Namun, lambat laun muncul wayang
bernuansa Islami, misalnya wayang sadat dan wayang sasak. Muncul pula
wayang Kristiani yang disebut wayang wahyu.
Selain
koleksi wayang, ada juga koleksi berupa topeng dan boneka.
Berjenis-jenis topeng dari Nusantara yang berfungsi sebagai sarana untuk
berhubungan dengan arwah nenek moyang dan seni pertunjukan itu
dipamerkan dalam beberapa lemari pajangan. Umumnya koleksi boneka yang
ada di museum berasal dari Eropa. Namun, ada juga boneka Vietnam, India,
Suriname, dan Kolombia.
Perlengkapan
pertunjukan wayang yang ada disini adalah gamelan Jawa, yaitu alat
untuk menghasilkan lagu dang gending yang dipakai untuk berbagai
keperluan yang berhubungan dengan adat dan kebudayaan Jawa. Blencong
atai semacam lampu sorot dalam pertunjukan wayang kulit, ikut memperkaya
koleksi Museum Wayang.
0 komentar:
Posting Komentar