Kamis, 11 Desember 2014

Museum Wayang

20140520_110614_1400559699.jpg
Pada awalnya Museum Wayang merupakan bangunan Gereja de Oude Hollandsche Kerk yang didirikan pada tahun 1640. Kemudian, pada tahun 1733 gereja tersebut diperbaiki dan diganti namanya menjadi de Nieuw Hollandsche Kerk. Gereja baru itu berdiri hingga tahun 1808.
Pada tanggal 14 Agustus 1936, pemerintah Hindia Belanda menetapkan gedung beserta tanahnya menjadi monumen. Selanjutnya, pada tahun 1937 gedung itu dibeli oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, kemudian diserahkan kepada Stichting Oud Batavia untuk dijadikan de Oude Bataviasche Museum atau Museum Batavia Lama. Pembukaan museum dilakukan pada tanggal 22 Desember 1939 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborg Stachouwer.
Sejak pendudukan Jepang dan revolusi kemerdekaan RI, gedung museum tidak terawat. Pada tahun 1957 gedung museum diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia. Sejak itu namanya menjadi Museum Jakarta Lama. Pada tanggal 1 Agustus 1960 kata Lama dihilangkan sehingga namanya menjadi Museum Jakarta. Pada tahun 1968 museum itu diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta untuk dijadikan Museum Wayang. Akhirnya, pada tanggal 13 Agustus 1975 Museum Wayang resmi dibuka oleh Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta kala itu.
Museum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, yang terbuat dari kulit, kayu, dan bahan-bahan lain. Koleksinya mencapai 4000 buah, antara lain terdiri atas wayang golek, wayang kulit, wayang kardus, wayang suket, wayang beber, dan ondel-ondel. Wayang-wayang dari mancanegara juga ada disini, antara lain dari Cina dan Kamboja.
Umumnya wayang berasal dari masa pengaruh Hindu karena lakon ceritanya berasal dari kisah Ramayana dan Mahabharata. Namun, lambat laun muncul wayang bernuansa Islami, misalnya wayang sadat dan wayang sasak. Muncul pula wayang Kristiani yang disebut wayang wahyu.
Selain koleksi wayang, ada juga koleksi berupa topeng dan boneka. Berjenis-jenis topeng dari Nusantara yang berfungsi sebagai sarana untuk berhubungan dengan arwah nenek moyang dan seni pertunjukan itu dipamerkan dalam beberapa lemari pajangan. Umumnya koleksi boneka yang ada di museum berasal dari Eropa. Namun, ada juga boneka Vietnam, India, Suriname, dan Kolombia.
Perlengkapan pertunjukan wayang yang ada disini adalah gamelan Jawa, yaitu alat untuk menghasilkan lagu dang gending yang dipakai untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan adat dan kebudayaan Jawa. Blencong atai semacam lampu sorot dalam pertunjukan wayang kulit, ikut memperkaya koleksi Museum Wayang.

0 komentar:

Posting Komentar