Jumat, 12 Desember 2014

Permainan Ujungan

ujungan_1376547999.jpg
PERMAINAN TRADISIONAL JAKARTA
Nama permainan ini diambil dari teknis bermainnya karena setiap pemain harus berusaha memukul lawan dengan ujung tongkat rotan sebatas lutut ke bawah. Peralatan yang digunakan dalam permainan ujungan adalah tongkat rotan dengan panjang sekitar 75 cm yang disediakan oleh bebato. Permainan ujungan biasanya dilakukan pada malam hari dengan penerangan obor. Arena bermainnya berupa tempat terbuka atau lapangan.
Permainan ujungan merupakan permainan sejenis pertandingan yang dipimpin oleh wasit yang disebut bebato. Dalam pelaksanaan permainannya diiringi oleh tetabuhan atau gamelan. Setelah semua siap, kedua pemain masuk ke dalam arena bermain dan memegang tongkatnya masing-masing. Kemudian bebato  memeriksa ujung tongkat keduanya dan memberitahu aturan permainan yang dilanjutkan dengan saling bersalaman.
Permainan dimulai setelah mendapatkan aba-aba dari bebato. Kedua pemain yang bertanding berusaha saling memukul  dan mencari siasat berputar-putar. Permainan ujungan biasanya semakin ramai dengan gemuruh tepuk dan teriak penonton dalam menyaksikan kedua pemain yang saling memukul. Ketika permainan memuncak, dimana terdapat pemain yang terluka parah, maka bebato akan memberikan kode agar permainan dihentikan. Pemenang permainan ditentukan oleh bebato, misalnya saat terjatuh dan atau kaki terluka. Pemain yang menang tersebut memiliki kemungkinan melawan pemain baru atau tidak perlu bermain lagi.
Permainan ujungan ini merupakan salah satu seni beladiri dan bahkan di beberapa daerah menjadi tradisi atau ritual untuk suatu tujuan. Betawi juga memiliki kesenian ujungan dimana kekhasannya terletak musik pengiring tarian uncul yang diselipkan di dalamnya. Kesenian beladiri ujungan juga sering dimainkan di wilayah Bekasi Utara. Adapun di Banyumas, ujungan menjadi tradisi untuk mempercepat datangnya hujan.

0 komentar:

Posting Komentar