Representasi Kebudayaan Masyarakat Gorontalo
Keberadaan
rumah adat sebagai wujud material kebudayaan yang bermacam-macam di
daerah-daerah di Indonesia memiliki arti penting dalam sudut pandang
sejarah, warisan, dan kemajuan masyarakat dalam sebuah peradaban. Rumah
adat di daerah di Indonesia menjadi representasi kebudayaan yang paling
tinggi di sebuah komunitas masyarakat di daerah tertentu.
Salah
satu dari banyak rumah adat yang memiliki makna sejarah, representasi
sebuah komunitas pada zamannya dan kemajuan sebuah peradaban adalah
rumah adat Dulohupa. Rumah adat Dulohupa adalah Rumah adat di daerah
Gorontalo. Grontalo dalam bahasa masyarakat setempat adalah Hulondhalo.
Rumah adat Dulohupa sebagai representasi kebudayaan masyarakat Gorontalo
memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan masyarakat Gorontalo.
Rumah
adat Dulohupa yang memiliki bentuk fisik panggung serta memiliki pilar
kayu sebagai bagian dari hiasan merupakan rumah adat yang memiliki
fungsi sebagai balai musyawarah, pengadilan kerajaan bagi pengkhianat
kerajaan dengan sidang tiga tahap pemerintahan yaitu Buwatulo Bala (Tahap keamanan), Buwatulo Syara (tahap hukum agama Islam) dan Bawatulo Adati (Tahap hukum adat) dan merencanakan kegiatan pembangunan daerah serta menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat setempat.
Nama
Dulohupa memiliki arti mufakat untuk merencanakan sebuah kegiatan
pembangunan serta menyelesaikan persoalan masyarakat setempat maka rumah
Dulohupa adalah tempat untuk bermusyawarah. Saat ini, rumah adat
Dulohupa dipakai juga untuk upacara adat pernikahan. Saat ini rumah adat
Dulohupa berada di kelurahan Limba, kecamatan kota Selatan, Kota
Gorontalo. Tepatnya di seputaran jalan pulau kalengkoan, jalan Agus
Salim serta jalan Tras limboto-Isimu.
Bangunan
Rumah Dulohupa memiliki bagian-bagian khas yang menunjukan bahwa rumah
Dulohupa sebagai tempat bermusyawarah dan representasi dari masyarakat
Gorontalo. Rumah Dulohupa yang biasa disebut masyarakat Gorontalo Yiladia Dulohupa Lo Ulipu Hulondhalo terbuat dari kayu sebagai simbol dari rumah adat Gorontalo.
Rumah
adat Dulohupa yang merupakan rumah panggung adalah bentuk kesadaran
masyarakat Gorontalo pada zaman itu yang melihat bahwa kondisi
lingkungan yang sering banjir sehingga dibangun rumah panggung yaitu
rumah adat Dulohupa. Pada bagian atap berbentuk khas masyarakat
Gorontalo yang terbuat dari jerami pilihan. Di dalam rumah ini terdapat
perlengakapn untuk upacara perkawinan, pelaminan dan benda berharga
lainnya. Selain itu, pada bagian belakang rumah terdapat anjungan yang
biasanya menjadi tempat bagi raja dan kerabat istana untuk beristirahat
dan bersantai. Rumah (panggung) adat Dulohupa memiliki kekhasan yang
lain yaitu di depan rumah kedua belah sisinya terdapat anak tangga yang
disebut Tolitihu.
0 komentar:
Posting Komentar