Suku
Madura mendiami Pulau Madura dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Wilayah
domisili suku Madura merupakan bagian dari provinsi Jawa Timur. Populasi
suku Madura termasuk yang terbesar di Indonesia.
Sebagian
besar orang suka Madura memang mendiami pulau Madura. Sebagian lainnya
mendiami pulau-pulau kecil di sekitar pulau madura, seperti di pulau
Gili Raja, Sapudi, Raas dan Kangean. Wilayah pemukiman orang Madura,
terdiri dari empat kabupaten, yaitu:
- Bangkalan
- Sampang
- Pamekasan
- Sumenep
Seiring
dengan waktu penyebaran orang Madura tidak hanya di wilayah Jawa Timur
saja, tapi juga terdapat di provinsi lain bahkan di luar pulau Jawa
seperti di Kalimantan bahkan sampai ke Malaysia. Orang Madura banyak
yang ikut program transmigrasi ke wilayah lain, terutama ke Kalimantan
Barat dan Kalimantan Tengah. Hanya saja karakter orang Madura yang
terkenal keras membuat mereka “dicap” agak susah beradaptasi dengan
masyarakat di lingkungan barunya.
Di
beberapa tempat di Kalimantan, seperti di Sambas dan Sampit, pernah
terjadi konflik antara masyarakat Madura dengan penduduk asli
Kalimantan. Kejadian ini menjadi kenangan pahit bagi orang Madura,
karena akibat konflik tersebut, puluhan ribu orang Madura yang tidak
terlibat dalam kasus etnik tersebut terkena imbasnya dan kembali pulang
ke kampung halamannya di pulau Madura atau ke tempat-tempat lain yang
lebih aman. Walaupun mereka masih berharap untuk bisa kembali ke
Kalimantan, meski warga Kalimantan khususnya Dayak bertegas untuk tidak
menerima mereka kembali.
Asal-usul
suku Madura, tidak diketahui secara pasti, hanya ada beberapa cerita
rakyat yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Menurut sebuah
pendapat, bahwa orang Madura dahulunya adalah penduduk asli pulau Jawa
yang menghindar dari tekanan para imigran baru yang semakin memenuhi
pulau Jawa. Dari cerita lain mengatakan bahwa orang Madura adalah
keturunan orang Jawa yang sengaja memisahkan diri dan tidak mau tunduk
terhadap kekuasaan raja dan sultan di pulau Jawa.
Apabila
dilihat dari struktur fisik orang Madura, pada umumnya orang Madura
berkulit coklat matang dan gelap, rambut bergelombang, ikal dan ukuran
tubuh sedang, sepertinya mereka memiliki ras mirip ke India-indiaan dari
ras Tamil, atau mungkin mendekati ras Weddoid. Clurit, alat pertanian
dan senjata serta logat bahasa orang Madura juga mirip dengan orang
India terutama Tamil. Kemungkinan mereka adalah bangsa-bangsa yang
bermigrasi dari daratan India ke tanah Jawa, dengan membawa kebudayaan
Hindu, sebelum masa Kerajaan Majapahit hadir di tanah Jawa.
Orang
Madura pada dasarnya memiliki jiwa perantau. Jiwa perantau ini
diakibatkan karena tanah Madura sendiri tidak subur untuk dijadikan
lahan pertanian, sehingga memaksa mereka untuk merantau ke daerah-daerah
lain untuk penghidupan yang lebih baik.
Orang
Madura terkenal dengan gaya bicara yang blak-blakan dan logat yang
kental, memiliki sifat temperamental dan mudah tersinggung. Mereka
sangat hemat dan rajin bekerja. Mereka selalu menyisihkan sedikit
penghasilan mereka untuk persiapan naik haji.
Masyarakat
Madura secara mayoritas adalah pemeluk agama Islam. Mereka adalah
muslim yang taat dan fanatik. Agama Islam berkembang di Madura yang
dibawa dari pulau Jawa. Tapi walaupun mereka telah mengenal agama Islam
sejak lama, beberapa tradisi ritual lama masih tetap dijalankan seperti
tradisi ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse.
Madura
di masa lalu, sekitar tahun 900-1500, pernah berada di bawah pengaruh
kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singasari dan
Majapahit. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah
itu, pada abad ke-18, Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda
(mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah
Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura
menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.
Orang
Madura adalah pekerja keras, mereka memiliki profesi yang beragam,
selain bertani tanaman jagung, ubi, juga beberap jenis sayuran. Tanaman
lain adalah cengkeh dan tembakau, yang menjadikan wilayah Madura sebagai
produsen penting bagi industri rokok domestik. Selain itu, Madura juga
tekenal sebagai daerah penghasil garam. Profesi lain adalah beternak
sapi, kambing dan domba. Sebagian kecil menjadi nelayan dengan
menggunakan perahu cadik dengan jaring yang besar sedangkan para
perempuan kebanyakan menjadi pedagang atau sebagai buruh.
0 komentar:
Posting Komentar