Sabtu, 13 Desember 2014

SUKU TALAUD, BELAJAR DARI ALAM


Alam merupakan hal perlu dijaga dalam kehidupan sehari-hari dan bermsyarakat. Berkat alam pula manusia dapat mempertahankan hidupnya. Alam juga yang mengajarkan, menyediakan kebutuhan, dan memperingati umat manusia dalam melangsungkan kehidupan. Di suku Talaud, alam diperhitungkan dengan sangat seksama.
Flora dan fauna yang ada di wilayah suku Talaud tidak lepas dari bagaimana masyarakatnya memperlakukan mereka sesuai dengan warisan leluhur. Pengetahuan mengenai flora dan fauna atau lebih akrab disebut sebagai alam tumbuhan dan hewan diperhatikan baik oleh nelayan (mayoritas mata pencaharian mereka) maupun oleh petani. Tidak ada monopoli dari satu pihak mengenai bagainama cara memperhitungkan keadaan tumbuhan dan hewan-hewan tersebut, namun menjadi kebutuhan bersama. Sehingga diperlukannya kerja sama dan saling memahami dari pihak manapun untuk dapat mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi.
Pengetahuan mengenai fauna atau hewani. Pengetahuan yang masyarakat suku Taulud dapatkan berasal dari pengalaman, diperoleh nenek moyang dan diwarisan secara turun temurun. Pengetahun ini mencangkup kelakuan hewan/binatang dalam perburuan, kebiasaan binatang tersebut mencari mangsanya, dan berbagai macam kelakuan binatang lainnya.
Pengetahuan ini memudahkan pemburu untuk menangkap dan menjerat binatang buruannya. Termasuk para nelayan yang menggunakannya sebagai perhitungan kapan ikan-ikan tersebut dapat ditagkap dalam jumlah besar dan sedikit, juga bagaimana cara menangkap ikan tersebut berdasarkan jumlah dan ukuran yang berbeda. Pengetahuan ini sangat berfungsi bagi masyarakat suku Talaud sehingga memengaruhi pula peralatan atau benda yang dibutuhkan dan digunakan masyarakatnya. Tidak hanya nelayan, petani juga perlu memahami ini karena dengan begitu mereka dapat mewaspadai hewan-hewan pengganggu yang sering muncul di ladang-ladang mereka.
Pengetahuan mengnai tumbuh-tumbuhan memang merupakan pengetahuan utama bagi para petani, tetapi juga hal ini dipelajari betul para nelayan, dan anggota masyarakat umum lainnya. Hal ini dikarenakan tumbuhan merupakan salah satu komponen penting yang bahkan sering digunakan dalam kebutuhan sehari-hari, termasuk sebagai bahan untuk mengobati, meracuni, dan lainnya. Pengetahun mengenai tumbuhan ini diajarkan dan diwariskan pada generasi mereka dalam cara yang berbeda untuk kebutuhan yang berbeda pula.
Masyarakat suku Talaud akan diajarkan bagaimana menentukan akar-akar pohon dan juga rempah-rempah yang dapat digunakan sebagai obat penyakit, racun, dan bumbu dalam memasak. Mempelajari pula pohon dengan jenis seperti apa yang dapat digunakan untuk membangun sebuah rumah. Diperlukannya pohon yang kokoh dan berukuran besar untuk dapat dijadikan alat transportasi. Pengetahun mengenai jenis tumbuhan seperti apa yang dapat digunakan sebagai senjata untuk menangkap ikan yang digunakan dengan cara meracunnya. Pengetahun-pengetahuan tersebut diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga masyarakat suku Talaud tidak akan bergantung pada bahan dan alat kerajinan saja tapi juga pada alam yang ada di sekitarnya.
Pengetahuan ini bahkan digunakan oleh seorang tani untuk menentukan apakah lahan tanah yang mereka tentukan dapat cocok untuk dijadikan rumah atau tidak. Dengan cara melihat pohon yang tumbuh di atas tanah tersebut, petani dapat menentukan apakah lahan yang mereka lihat itu dapat cocok untuk diolah menjadi lahan pertanian atau tidak. Pengamatan terhadap alam terus dilakukan oleh masyarakat tradisional suku Talaud sebagai modal untuk dapat hidup dalam kedamaian dan jauh dari bencana. Selain itu pengetahuan mengenai musim, gejala-gejala alam, dan perbintangan memiliki peranan penting bagi masyarakat suku ini dan hal ini juga relatif digunakan sebagai pusat atau inti dari pengetahuan lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar