Mendapati
letak geografis yang dikelilingi laut, masyarakat suku Talaud
menjadikan perikanan sebagai sistem pencaharian yang utama. Sistem
perikanan yan dilakukan oleh masyarakat suku Talaud masih terbilang jauh
dari kata modern. Beberapa aktivitas yang dilakukan masih menggunakan
cara dan alat tradisional. Perikanan atau aktivitas penangkapan ikan di
suku Talaud dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan, atau
penghasilandi wilayah tersebut dengan dua lokasi masing-masing:
perikanan darat dan perikanan laut.
Perikanan
laut yang ada di suku Talaud ini bervariatif. Adapun cara menangkap
hewan laut suku Talaud dengan cara memancing, menggunakan jala,
mengumpulkan dengan tangan, menyelam, mengail dengan menggunakan umpan
atau disebut Mebawono, mengail dengan cara yang hampir sama dengan bermain layang-layang atau disebut dengan Tumbebang, ataupun cara menangkap penyu yang berbeda dengan cara menangkap ikan hewan laut lainnya yang kita sebut dengan Malote.
Namun kali ini kita akan membahas cara menangkap ikan dengan
menggunakan alat perangkap yang dianyam seperti keranjang. Cara menagkap
ikan seperti ini juga sering dilakukan oleh masyarakat suku Talaud.
Dari
banyak cara menangkan ikan laut suku Talaud, ada satu yang cukup
menarik yaitu menangkap ikan dengan menggunakan anyaman yang dibuat
mirip keranjang. Anyaman yang dibuat menyerupai keranjang ini ada yang
disebut sebagai igi, somba, tumpina, pahato, dan lain-lain.
Perangkap ini dibenamkan dengan diberi umpan di dalamnya. Meskipun ada
pula yang meninggalkan perangkap tanpa umpan, atau melepaskan mata kail
dengan umpan kemudian dibiarkan beberapa saat.
Perangkap
yang digunakan pun tidak sama antara satu kedalaman dengan kedalaman
lainnya. Mulai dari perangkap yang kedalaman 1 meter, ada yang
kedalamannya 5-6 meter, ada pula yang perangkap yang digunakan untuk
kedalaman air yang mencapai 20-50 meter. Masing-masing perangkap ini
memilki ukuran dan besari-kecilnya seuai dengan kedalaman masing-masing.
Perangkap-perangkap ini disimpan sesuai dengan tempat yang pada umumnya
sering dilalui oleh ikan-ikan.
Penangkapan
ikan yang dilakukan dengan cara ini tentu saja harus sangat hati-hati
karena perhitungan nelayan yang memasang perangkap akan sangat
bergantung dengan hasil tangkapannya. Perangkap dipasang di pesisir pada
saat laut sedang mengalami pasang-surut, setelah siap perangkap
tersebut dibiarkan hingga laut mengalami pasang-naik. Nelayan dapat
mengecek perangkap tersebut saat kembali terjadi pasang-surut. Jika
perangkap tersebut dipenuhi ikan maka setelah ikan tangkapannya diambil,
perangkap tetap dibiarkan untuk pasang-naik selanjutnya. Tetapi apabila
perangkap tersebut dalam keadaan kosong atau hasil tangkapannya
sedikit, para nelayan biasanya akan memindahkan perangkap tersebut ke
tempat lain.
0 komentar:
Posting Komentar