Rabu, 03 Desember 2014

Beyond Words

Semuanya disini sangat sangat sederhana, bahkan SPBU untuk membeli bensin hanya terdiri dari satu tempat pengisian dengan kursi tempat duduk dari kayu. Counter pulsa bangunannya hanya satu bilik kecil dari papan dan kayu. Kartu yang digunakan namanya vodacom, lumayan buat internetan kalo di kota tapi begitu masuk hutan say goodbye to signal..Untuk sebagian besar rumah yang ada di Kota Dungu, Afrika Tengah Atapnya tersusun dari ilalang dan temboknya terbuat dari rangka kayu yang ditempeli dengan tanah lumpur. Untuk tempat tidur langsung diatas tanah, tidak ada aliran listrik jadi malam hari full hanya mengandalkan cahaya bulan.
Kebiasaan anak-anak di tempat ini, setiap melihat bendera merah putih ataupun baju loreng hijau pasti menyapa dengan kata GARUDA..karena mereka semua sudah familiar dengan kami. Terutama kalau anak-anak pasti mengatakan "Garuda biskuit", atau "Papa Indo biskuit". Namun ada seorang anak umurnya sekitar 6 tahun yang tampaknya sudah lebih mengerti bagaimana cara meminta tanpa mengatakan sepatah kata pun. entah darimana ia belajar hal ini yang membuat saya pun belajar darinya.


Jadi setiap ada mobil dengan bendera merah putih lewat, yang ia lakukan hanyalah berdiri mengambil sikap sempurna dan memberi hormat. Hanya itu saja tanpa menyodorkan tangan ataupun berkata memelas meminta biskuit. Entah diberi ataupun tidak diberi ia tetap memberi hormat sampai mobil kami melintas jauh. Justru sikap seperti inilah yang menggugah kami untuk memberi sesuatu kepadanya walaupun ia sama sekali tidak meminta apa-apa, ia telah berhasil melakukan komunikasi tanpa kata-kata melalui sikap dan perbuatannya.

0 komentar:

Posting Komentar