Terombang-ambing dalam hempasan angin, ketika tidak ada tempat untuk
bersandar ataupun seorang teman yang menggapai tanganmu dan memeluk
hatimu yang rapuh, mungkin saja dirimu sudah menghilang tanpa jejak.
Disanalah peran penting seorang sahabat, peran seorang saudara, peran
ayah dan ibu. Bila memang sayapmu belum bertumbuh, bila sayapmu belum
cukup kuat untuk terbang tinggi, ijinkan mereka hadir untuk menguatkan
hatimu, ijinkan mereka meraih kedua sayapmu untuk kemudian
melebarkannya. Merekalah para malaikat yang nyata, mereka dapat dilihat,
dapat disentuh, dapat diajak berkomunikasi langsung dari hati-ke hati.
Berbagilah dengan mereka, ringankanlah semua bebanmu, ijinkanlah dirimu
sendiri untuk membuka hati, melapangkan dada dan menerima dirimu sendiri
apa adanya.
Berpeganglah pada dirimu sendiri yang sesungguhnya, jauh di dalam lubuk
hatimu engkau mengetahui siapa dirimu, apa yang paling membuatmu
bahagia, kemana kedua kakimu harus melangkah. Apapun yang terjadi di luar
dirimu, ada karakter-karakter mulia, karakter yang yang mengagumkan,
karakter yang berjiwa besar yang sedang menunggu untuk merangkul dirimu
seutuhnya, menjadi bagian dari dirimu yang utuh. Terpaan angin yang ada di
luar hanyalah upaya dari alam semesta untuk membuatmu terbangun dan
memulai proses menemukan jati dirimu yang sesungguhnya.
Dari setiap kepingan peristiwa, setiap titiknya adalah rangkaian dari suatu
teka-teki dan misteri yang membuatmu mengerti akan tujuan hidupmu yang
sesungguhnya. Tidak ada satu hal pun yang sia-sia, setiap kepingan adalah
cerminan dirimu dalam ukuran yang kecil. Ketika cerminnya sudah terangkai,
gambaran utuhnya akan terlihat dengan sangat jelas. Belajarlah untuk
bersabar dalam merangkai setiap peristiwa kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar