Rabu, 03 Desember 2014

Manusia Malaikat

Akhir Desember, butiran-butiran salju mulai berjatuhan bersamaan dengan 
turunnya para malaikat yang senantiasa berbagi kebaikan dengan semangat
kasih sayang. Di mata malaikat semua umat manusia adalah sama, 
semuanya memiliki sifat dasar yang baik, hati nurani yang bergetar lembut di 
dalam rongga dada. Baik dan buruk, benar dan salah, selalu ada suara-suara 
di dalam diri yang mengingatkan manusia. Adakah kebaikan di dalam diri 
manusia? "ada tentu saja ada". Adakah kemuliaan dan sifat-sifat malaikat 
dalam diri manusia? "ada pasti ada". 

Seperti halnya butiran salju yang berjatuhan terkena hembusan angin, ia 
terbang dan mengambang dengan indah, menari-nari dengan semangat 
berbagi kebaikan di akhir desember, begitu juga sifat-sifat malaikat dalam diri
manusia akan berhamburan keluar dan bermunculan ketika ada suatu 
hempasan angin yang menerpa kehidupannya.



Sifat asli manusia akan muncul di saat-saat ia mengalami tekanan, di saat-
saat ia terpuruk dan terjatuh, disanalah ia bisa mengenal siapa dirinya yang 
sebenarnya. Sifat asli seseorang terlihat disaat cobaan dan derita datang 
kepadanya. Apakah ia masih mampu berbuat kebaikan, apakah ia masih 
sanggup untuk memberi, apakah ia masih yakin kepada adanya harapan, 
dengan tulus dan ikhlas membantu dan menolong orang lain walaupun dirinya
sendiri sedang kekurangan. 

Sebuah seruling terdengar indah setelah ia diamplas dan dilubangi, sebuah 
pedang menjadi tajam dan berkharisma sekelas excalibur setelah ia ditempa
dan dipanaskan dengan bara api sehingga bentuk aslinya keluar. Rasa sakit 
adalah anugerah yang tersembunyi, tidak ada yang tahu apakah diri kita akan
dibentuk menjadi seruling ataupun pedang exclibur, namun dalam kehidupan 
ada hal-hal yang memang membutuhkan kesabaran yang lebih bagi kita 
untuk menerima dan membiarkan para pemahat seruling dan penemba besi 
bekerja membentuk kehidupan kita. 


Pada akhirnya nanti kita akan mengetahui hasil akhirnya melalui diri kita 
sendiri. Menjadi seseorang yang lebih ikhlas, lebih sabar, sanggup menerima 
apapun yang terjadi, menyadari adanya sesuatu yang lebih besar ataupun 
lebih tinggi yang mengatur kehidupan kita

0 komentar:

Posting Komentar