Sabtu, 13 Desember 2014

Masjid Kuno Bayan Beleq - Lombok Barat

masjidkunobayanbeleq_1374034897.png
Masjid Kuno Bayan Beleq terletak di Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Masjid Kuno Bayan Beleq dibangun di atas sebuah bukit dengan ketinggian ± 5 m dari permukaan tanah dan pintu masuk terletak di sebelah timur laut. Masjid ini mempunyai atap dua tingkat, berbentuk limasan (meru) dan memiliki mahkota pada bagian puncaknya. Bayan sendiri memang terkenal sebagai salah satu pintu gerbang masuknya ajaran Islam ke Pulau Lombok.    
                                                                         
Deskripsi Bangunan
Bentuk bangunan Masjid Kuno Bayan Beleq ini serupa dengan bentuk bangunan rumah-rumah tradisional asli masyarakat Bayan. Saat pertama kali melihatnya, anda mungkin tidak akan mengira bahwa bangunannya merupakan sebuah masjid. Secara umum bangunan Masjid Kuno Bayan Beleq terdiri dari tiga bagian yaitu: pondasi, tubuh, dan atap. Pondasi masjid berbentuk bujur sangkar. Tubuh masjid ditopang oleh empat buah tiang utama yang terbuat dari kayu nangka. Keempat tiang utama ini berdiri di atas umpak dari batu alam (monolit). Di samping tiang-tiang utama, masjid ini juga mempunyai tiang-tiang keliling atau tiang mider yang berjumlah 28 buah.
Di dalam ruang masjid bagian tengah terdapat sebuah bedug yang digantung dengan tali rotan. Di sebelah kanannya terdapat sebuah mimbar khotbah yang sederhana. Pada bagian atas mimbar terdapat hiasan naga yang di bagian badannya dihiasi tiga buah bintang bersudut 12, 8, dan 7. Angka ‘12’ melambangkan bulan, angka ‘8’ melambangkan dari tahun alip, dan ‘7’ melambangkan hari. Atap masjid bertingkat dua berbentuk limasan terbuat dari bahan bambu yang dianyam.
Sejarah
Masjid Kuno Bayan Beleq adalah salah satu tipe bangunan masjid kuno yang didirikan pada masa awal berkembangnya agama Islam di Pulau Lombok yaitu sekitar abad 16. Masjid didirikan oleh seorang penghulu yang meruapakan orang pertama di Bayan dan yang dimakamkan di komplek masjid tersebut yang dikenal dengan nama Makam Titi Mas Penghulu. Beberapa cerita yang lain menyebutkan Sunan Giri-lah yang membangun seiring dengan diberikannya sebidang tanah kosong oleh Raja Bayan kepada dirinya. Ada juga yang menyebutkan bahwa masjid ini dibangun oleh Sunan Prapen atau yang dikenal dengan nama Pangeran Senopati yang tak lain merupakan cucu dari Sunan Giri. Kendati sejarah pendirian Masjid Kuno Bayan Beleq masih simpang siur, namun keunikannya tidak akan membuat Anda kecewa untuk mengunjunginya.
Nama “Beleq” di masjid ini berarti “makam besar”. Ada sejumlah makam yang berada di kompleks masjid, cungkup makam terbuat dari bambu yang berisi makam para tokoh ulama yaitu: makam Plawangan, Karang Salah, Anyar, Reak, Titi Mas Penghulu, dan Sesait. Juga ada gubuk kecil di sebelah belakang kanan dan depan kiri masjid yang merupakan makam tokoh-tokoh agama yang ikut turun tangan pembangunan dan mengurusi masjid ini sejak awal.
Tradisi
Sehari-hari, Masjid Kuno Bayan Beleq tidak lagi digunakan oleh masyarakat sekitar. Namun, masjid ini akan kembali ramai pada hari besar agama Islam. Salah satunya pada saat perayaan Maulid Nabi Muhammad. Perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad ini biasanya diadakan selama dua hari. Di saat perayaan, Masjid Bayan Beleq akan dipenuhi oleh pengunjung. Pada perayaan acara ini, para pengunjung yang ingin mengikuti prosesi upacara diwajibkan untuk mengikuti peraturan yang ada, semisal harus menggunakan baju adat Sasak seperti dodot dan sapuk.
Selain itu pada perayaan Idul Fitri, masjid ini tidak hanya menggelar sholat berjamaah namun 3 hari setelah itu diselenggarakan perayaan Lebaran Adat Tinggi. Menurut masyarakat setempat, perayaan ini digunakan untuk menopang dan memperkuat Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan pada perayaan lebaran Adat Tinggi ini disebut dengan Serah Ancak. Ancak adalah tempat membawa makanan yang berbentuk segi empat dan terbuat dari anyaman bambu dilapisi daun pisang. Diatas daun pisang inilah terdapat makanan dan lauk pauk seperti urap, sate, ikan, daging ayam, daging kambing dan lain-lain. Masing-masing bahan yang diletakkan di Ancak merupakan sumbangan dari warga desa secara sukarela. Memasaknya pun dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat Bayan.

0 komentar:

Posting Komentar