Jumat, 12 Desember 2014

Masjid Sunan Ampel

ampel1_1373609378.jpg
Masjid Sunan Ampel tepatnya terletak di Jalan Ampel Masjid Nomor 53, Kampung Nyamplungan, Kelurahan Ampel, Kecamatan Simokerto, Kotamadia Surabya, Provinsi Jawa Timur. Bangunan masjid berbatasan dengan pemukiman dan makam di sebelah utara, di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan pemukiman dan pertokoan, di sebelah barat berbatsan dengan kompleks makam Sunan Ampel. Dahulu daerah ini merupakan daerah pinggiran sungai yang menjadi urat nadi lalu lintas ke pusat Kerajaan Majapahit.

Deskripsi Bangunan           
Masjid Sunan Ampel memliki luas 562,84 m² yang semula hanya 2.069 m². Di bagian barat kompleks masjid terdapat kompleks makam Sunan Ampel dan para pengikutnya. Di bagian selatan terdapat dua bangunan bertingkat dua. Lantai I merupakan mushala khusus wanita dan lantai II untuk kegiatan pengajaran bahasa Inggris. Selain untuk tempat ibadah rutin, masjid ini sering menyelenggarakan kegiatan yang sifatnya menambah wawasan umat melalui ceramah-ceramah keagamaan.
  • Ruang Utama
Ruang utama masjid memiliki 9 buah pintu yang terdiri dari 3 buah pintu menghubungkan ruang utama denga serambi, 3 buah pintu terdapat pada sisi timur, sedangkan pada sisi utara terdapat 3 buah dan selatan terdapat 3 buah pintu. Di dalam ruang utama terdapat 28 buah tiang. Seluruh tiang berbentuk empat persegi, tiang berdiri di atas umpak.
  • Serambi
Serambi masjid merupakan bangunan tertutup dan terbuka. Masjid Sunan Ampel memiliki serambi pada ketiga sisi ruang utama, yaitu serambi barat, utara, dan selatan. Pada ketiga serambi ini terdapat 21 tiang berbentuk bulat. Tubuh tiang pada serambi barat dihubungkan oleh tembok sehingga merupakan serambi terbuka. Di dalam serami juga terdapat bedug yang digantungkan pada gawangan kayu.
Menyimak dari bentuk bangunan masjid terasa  nuansa budaya Arab dan Tiongkok  yang  tampak dari ornamen-ornamen yang menghiasi masjid seperti  pilar-pilar besar, bentuk pintu dan jendela dan garis-garis melengkung yang menghiasi di bagian atasnya.
Sejarah
Masjid Sunan Ampel merupakan masjid tertua ke tiga di Indonesia, didirikan oleh Raden Achmad Rachmatullah pada tahun 1421, di dalam wilayah kerajaan Majapahit. Masjid ini dibangun dengan arsitektur Jawa kuno, dengan nuansa Arab yang kental. Raden Achmad Rachmatullah yang lebih dikenal dengan Sunan Ampel wafat pada tahun 1481. Makamnya terletak di sebelah barat masjid. Hingga tahun 1905, Masjid Ampel adalah masjid terbesar kedua di Surabaya. dulunya masjid ini menjadi tempat berkumpulnya para ulama dan wali Allah untuk membahas penyebaran Islam di tanah Jawa.
Di komplek pemakaman masjid sunan Ampel juga terdapat makam Mbah Sonhaji atau Mbah Bolong dan juga makam Mbah Soleh, pembantu Sunan Ampel yang bertugas membersihkan Masjid Sunan Ampel. Keberadaan Kedua Makam tersebut tak terlepas dari cerita tutur dari masyarakat setempat.  Di kompleks tersebut terdapat juga makam seorang pahlawan nasional, KH. Mas Mansyur, kondisinya sangat bersahaja, setara dengan makam-makam keluarganya yang hanya ditandai sebuah batu nisan di atas tanah yang datar. Sepi dari peziarah. Di dekat makam Mbah Bolong (Mbah Sonhaji) terdapat 182 makam syuhada haji yang tewas dalam musibah jemaah haji Indonesia di Maskalea-Colombo, Sri Lanka pada 4 Desember 1974.
Kompleks makam dikelilingi tembok besar setinggi 2,5 meter. Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya dipagari baja tahan karat setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter persegi. Khusus makam Sunan Ampel dikelilingi pasir putih.
Keistimewaan
Masjid dan makam Sunan Ampel merupakan bangunan tua bersejarah yang masih terpelihara dengan baik. Struktur bangunan dengan tiang-tiang penyangga berukuran besar dan tinggi yang terbuat dari kayu, juga arsitektur langit-langit yang kokoh memperlihatkan kekuatan bangunan ini melintasi zaman. Masjid ini menjadi tujuan wisata dan ziarah yang tak pernah sepi dari pengunjung.
Setiap Ramadan, Masjid Sunan Ampel di Subaraya, Jawa Timur, selalu dipadati pengunjung. selain melaksanakan salat, pengunjung juga ingin berziarah ke makam Sunan Ampel.
Di tempat ini juga terdapat sumur bersejarah yang kini sudah ditutup dengan besi. Banyak yang meyakini air dari sumur ini memiliki kelebihan seperti air zamzam di Mekkah. Banyak masyarakat yang minum dan mengambil untuk kemudian dibawa pulang. Memasuki area pemakaman, terdapat gentong-gentong berisi air yang berasal dari sumur untuk diminum oleh para pengunjung.

0 komentar:

Posting Komentar