Sabtu, 13 Desember 2014

Museum Daerah Nusa Tenggara Timur

museum ntt_1379491171.png
Museum ini didirikan pada tahun 1977/1978. Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 001/0/91 tanggal 9 Januari 1991 museum ini ditetapkan sebagai Museum Negeri dan menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT). Dengan terbentuknya otonomi daerah, maka status Museum Negeri berubah menjadi Museum Daerah Nusa Tenggara Timur, dan dengan demikian menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang bertanggung jawab kepada Pemerintah Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur dan bernaung di bawah pembinaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Koleksi
Museum ini menampung 6.199 buah koleksi yang berasal dari kelompok-kelompok etnis yang mendiami 14 Kabupaten dan Kota di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Koleksi museum berupa benda-benda arkeologi, biologi, geologi, geografi, etnografi, historis, keramik, numismatik, heraldik, senirupa, filologi, dan teknologi.

Dua jenis kapak perunggu yang disebut kapak upacara adalah koleksi favorit Museum NTT. Kapak kuno itu ditemukan di Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, tahun 1875, dan di Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raiju, pada 1971. Disebut kapak upacara karena di Sabu dan Rote kapak itu telah menjelma menjadi benda sakral dan hanya dikeluarkan saat upacara adat, terutama yang berhubungan dengan budidaya pertanian.

Kapak temuan di Landu, Rote Ndao, termasuk langka karena hanya ada di Museum NTT sejak tahun 2000, dan di Museum Nasional Jakarta. Adapun kapak upacara temuan di Kampung Rai Dewa, Desa Kabila, Sabu Raijua, yang disebut kuhi rai oleh masyarakat setempat, menjadi koleksi Museum NTT sejak 1979.
Koleksi Museum Daerah NTT yang banyak menarik perhatian adalah rumah tradisional suku-suku di NTT. Rumah tradisional berbentuk setengah lingkaran yang terbuat dari alang-alang ini  merupakan pusat kegiatan masyarakat tradisional. Mulai dari tidur sampai memasak dilakukan di dalam rumah. Hal tersebut disimbolkan dalam bentuk tiang rumah yang disebut dengan ni ainaf atau tiang feminin.
Tiang lainnya disebut hau monef atau tiang maskulin. Rumah tradisional ini dilengkapi dengan tempat persembahan yang disebut dengan hau monef. Rumah tradisional ini memiliki nama yang berbeda-beda. Di Alor disebut tofa dan di Ende disebut dengan saoria. Biasanya hanya keluarga inti yang menempati rumah tradisonal ini. [MN]
 

0 komentar:

Posting Komentar