Selasa, 09 Desember 2014

Istana Maimun

Istana-Maimun-di-Sumut_1407829582.jpg
Istana Maimun, Peninggalan Kesultanan Kerajaan Melayu-Deli Sumatera Utara
Istana Maimun adalah sebuah bangunan peninggalan sejarah masa kerajaan melayu Sultan Deli ke- IX yaitu Sultan Ma”moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah, bangunan ini mulai dibangun pada 26 Agustus 1888 dan selesai selama 3 tahun yang sekaligus diresmikan pada tanggal 18 Mei tahun 1891. Bangunan begitu kokoh dan megah hingga saat ini didesain oleh arsitektur asal Italia yang bernama Ferari. Pembangunan ini menghabiskan dana setara satu juta gulden jika dikurskan dengan mata uang Belanda, konsep arsitekturnya unik, cantik, dan memiliki karakter unsur tradisiononal yang khas Indonesia dengan sentuhan Melayu, baik bentuk maupun ornamennya dipengaruhi oleh berbagai kebudayaan, antara lain Melayu, Islam, Spanyol, china, India dan Itali. Bangunan ini juga didominasi dengan warna kuning keemasan yang identik dengan etnis Melayu.
Istana Maimun terletak di Kelurahan Sukaraja kecamatan Medan Maimun jalan Brigjen Katamso
Kota Medan Sumatera Utara. Secara geografis kota Medan terletak pada koordinat 3° 30′ – 3° 43′ Lintang Utara dan 98° 35′ – 98° 44′ Bujur Timur. topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.(sumber internet wikipedia)
Bangunan yang didirikan diatas tanah seluas 2.772 meter persegi ini mempunyai 30 bilik (kamar) yang di dalamnya terdapat berbagai macam perabotan dengan gaya Eropa seperti lemari, kursi, dan lampu-lampu Kristal. Bangunan dua lantai ini dibagi menjadi tiga bagian ruangan. Ruang Utama, sayap kanan  dan sayap kiri. Ruangan Utama atau ruangan induk disebut dengan Balairung Sri yang luasnya 412 m2. ruangan ini biasanya digunakan untuk acara-acara adat kerajaan, menerima tamu ataupun acara penobatan Sultan Deli, ruangan ini dihiasi dengan koleksi peninggalan-peninggalan jaman dahulu seperti senjata tua dan foto-foto keluarga, selain itu pada bagian belakang ada dapur, gudang dan ruangan penjara. Keunikan perpaduan tradisi Melayu dengan kebudayaan Eropa pada bangunan interiornya. Sedangkan influence Islam dapat terlihat dari bentuk kurva di beberapa bagian atap istana. Kurva yang berbentuk seperti kapal terbalik atau yang kerap dikenal dengan Persia Curve yang sering dijumpai pada bangunan di kawasan Timur Tengah, India, atau Turki.

0 komentar:

Posting Komentar