Sabtu, 13 Desember 2014

Masjid Besar Mataram Kotagede

mataram_1373596862.png
Masjid Besar Mataram Kotagede terletak di Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelah utara masjid berbatasan dengan pemukiman penduduk, sebelah selatan berbatasan dengan pemandian Sendang Seliran, sebelah timur berbatasan dengan perumahan abdi dalem, dan sebelah barat berbatasan dengan pemandian Sumber Kemuning. Masjid ini termasuk masjid tertua yang terletak di Yogyakarta.
Deskripsi Bangunan
Serambi ditopang oleh 26 buah tiang kayu jati. Atap serambi berbentuk tumpang terbuat dari sirap. Di ruang serambi terdapat bedug dan kentongan. Seluruh bangunan masjid termasuk makam di belakangnya dikelilingi oleh tembok tinggi. Sedangkan di belakang gapura berdiri sebuah rana/kelir, di mana jika ada orang yang hendak memasuki halaman masjid harus belok ke kanan.
Masjid dengan desain arsitektur nusantara ini beratap tumpang bersusun tiga dengan serambi dan parit yang mengelilingi masjid pada tiga sisinya. Dinding ruang utama masjid terbuat dari balok-balok putih yang disusun tanpa spesi. Pada bagian utama masjid, dapat dilihat empat saka guru jati utuh dengan usuk dan reng yang disusun ngruji payung, karena tidak ada plafon yang berfungsi sebagai langit-langit. Di dalam ruang utama terdapat ruang pengimaman/mihrab pada dinding sebelah barat dan mimbar kayu berukir.
Di antara ornamen yang tertera adalah ragam geometris, sulur-suluran, bahkan pada kaki mimbar terdapat ornamen berbentuk sepasang binatang yang distilir dengan sempurna sehingga bentuk aslinya tidak dapat dikenali lagi.
Bangunan lain yang terdapat di Masjid Besar Mataram Kotagede :
  • Tempat wudhu dan kamar mandi
Di samping tempat wudhu terdapat dua buah kamar mandi.
  • Makam
Bangunan makam terdiri dari 3 bagian yaitu bagian depan disebut Prabayaksa, bagian tengah (Witana), dan bagian belakang (Tajug). Bangunan ini dikelola oleh keraton Surakarta dan Yogyakarta. Bangunan Prabayaksa dikelola oleh keraton Surakarta, dan bangunan Witana dan Tajug dikelola oleh keraton Yogyakarta. Di dalam bangunan Prabayaksa terdapat 64 makam diantaranya makam Sultan Sedo ing Krapyak. Di dalam bangunan Witanan terdapat 15 makam diantaranya makam Kyai dan Nyai Ageng Pemanahan yang merupakan cikal bakal kerajaan Mataram Islam, makam Panembahan Senopati, dan makam Ki Juru Mertani. Di dalam bangunan Tajug hanya terdapat tiga buah makam yaitu makam Nyai Ageng Enis, makam Pangeran Joyoprono, dan makam Datuk Palembang.
  • Tugu Peringatan
Bangunan ini terletak di halaman depan sisi timur. Bentuk bangunan mirip dengan bangunan candi.
  • Gapura
Ada tiga buah bangunan gapura paduraksa yang masing-masing terdapat di sisi timur, sisi utara, dan sisi selatan.
  • Bangunan Kelir
Bangunan ini terletak di belakang gapura paduraksa sebelah timur. 
Sejarah
Masjid Besar Mataram Kotagede diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Senopati antara tahun 1575-1601 M. Perkiraan ini didasarkan atas bangunan makam. Bangunan makam yang tertua adalah makam yang terdapat di dalam bangunan Tajug. Di dalam bangunan ini terdapat tiga makam, yaitu makam Nyai Ageng Enis, makam Pangeran Joyoprono, dan makam Datuk Palembang. Menurut riwayat sewaktu Nyai Ageng Enis (ibu Pemanahan) meninggal dunia jenazahnya dimakamkan di dalam bangunan langgar. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa sewaktu Pemanahan hidup, Masjid Kotagede belum ada. Karena Pemanahan meninggal dunia tahun 1575 M, maka Masjid Besar Kotagede dibangun setelah Pemanahan meninggal dunia.       
Dalam perkembangan selanjutnya Kotagede tetap ramai meskipun  sudah tidak lagi menjadi ibukota kerajaan. Berbagai peninggalan sejarah seperti makam para pendiri kerajaan, Masjid Kotagede, rumah-rumah tradisional dengan arsitektur Jawa yang khas, toponim perkampungan yang masih menggunakan tata kota jaman dahulu hingga reruntuhan benteng bisa ditemukan di Kotagede.

0 komentar:

Posting Komentar