Masjid
Donopuro terletak di Jalan Asahan Nomor 45, Kelurahan Taman, Kecamatan
Taman, Kotamadia Madiun, Jawa Timur. Di sebelah barat masjid terdapat
makam kuno. Luas makam dan masjid sekitar 28.960 m². Letak masjid di
tengah perkampungan penduduk. Masjid di kelilingi bangunan-bangunan baru
yaitu di sebelah utara terdapat Kantor Urusan Agama Kecamatan Taman, di
sebelah selatan Kantor Kelurahan Taman dan rumah juru pelihara makam
kuno Taman, di sebelah timur jalan arteri primer (jalan Asahan) yang
menghubungkan Kotamadia Madiun bagian selatan dengan utara.
Makam
kuno yang berada di belakang (barat) masjid merupakan kompleks makam
Bupati Madiun. Di dalam kompleks makam terdapat 11 makam bupati.
Kompleks makam mempunyai empat buah pintu masuk. Tiap-tiap makam
mempunyai halaman sendiri-sendiri yang dipisahkan oleh tembok pembatas,
serta masing-masing makam memiliki gapura atau pintu.
Deskripsi Bangunan
- Ruang Utama
Pada
ruang inni tedapat empat buah tiang utama yang terbuat dari kayu jati
berbentuk bulat. Selain itu, terdapat lima buah pintu, yaitu tiga buah
menghubungkan dengan ruang serambi I, satu buah dengan ruang
perpustakaan, dan satu buah dengan ruang pawestren.
Di
dalam ruang utama terdapat mihrab dan mimbar. Mihrab dihiasi tiga tiang
bulatan dan bagian atas tiang ini berbentuk bunga teratai. Sedangkan
mimbar masjid ini terletak di ruangan mihrab, bentuknya sederhana
terbuat dari kayu. Di sebelah ruang selatan ruang utama terdapat ruang
perpustakaan tempat menyimpan buku-buku keagamaan dan al-Qur’an. Atap
ruang utama berbentuk tumpang tiga terbuat dari genteng dan berpuncak
bulan bintang ini terbuat dari sirap dan puncaknya berbentuk tempayan
terbalik.
- Serambi I dan Serambi II
Bangunan
serambi I berada di sebelah barat serambi II. Di sebelah selatan
bangunan serambi I terdapat ruang terbuka tempat bedug untuk memanggil
jemaah shalat apabila waktunya telah tiba. Sedangkan bangunan serambi II
terletak di sebelah barat tempat berwudhu.
- Pawestren
Pawestren adalah bangunan yang berfungsi untuk tempat shalat wanita terletak di sebelah utara ruang utama.
- Tempat wudhu
Tempat
wudhu terletak di sebelah timur bangunan serambi II. Sedangkan kamar
mandi dan WC terletak di sebelah utara tempat wudhu tersebut.
Sejarah
Masjid
Donopuro didirikan oleh Bupati Madiun, Pangeran Mangkudipuro pada tahun
1725 M. Selain mendirikan Masjid Donopuro Taman, beliau juga mendirikan
makam keluarga yang berada di belakang masjid. Ketika terjadi
pemberontakan Sawo, Pangeran Mangkudipuro diberi tugas untuk memadamkan
pemberontakan itu, tetapi usaha pangeran gagal, sehingga ia dipindahkan
ke Kabupaten Caruban sebagai bupati. Sedangkan penggantinya adalah
Pangeran Raden Ronggo Wedono yang merangkap sebagai bupati wedono di
Mancanegara Timur. Tahun 1940 dilakukan perluasan ruangan bangunan
serambi I dan pembuatan segi delapan dan pada tahun 1989 pembuatan
bangunan serambi II.
Tradisi
Lelaki
yang akrab dipanggil Raden Suko ini menyebutkan sejumlah tradisi
ke-Islaman yang saat itu menjadi sarana syiar agama di antaranya
perayaan 1 Muharam yang diwarnai dengan pembacaan Al Qur’an serta sajian
makanan jenang sengkolo, nasi liwet, sayur bening, dan lauk-pauk
tradisional seperti tahu dan tempe. Dijelaskan, sayur bening yang
disajikan pada malam 1 Muharam memiliki arti kebeningan jiwa. Sedangkan
nasi liwet berarti kebeningan atau kejernihan jiwa itu diharapkan dapat
mengental di hati. Jenang sengkolo memiliki arti adanya harapan agar
dijauhkan dari musibah. Sedangkan lauk tahu tempe mewakili makanan khas
yang digemari rakyat kebanyakan. Selain menyajikan aneka makanan
tersebut bagi jemaah dan warga sekitar, masjid juga menggelar seni
Gembrung, berupa senandung sholawat yang diiringi alat musik sejenis
jidor dan lesung (alat untuk menumbuk padi). “Namun sekarang seni itu
sudah hampir musnah dan tak pernah diadakan lagi. Yang masih tersisa
adalah Grebeg Bucengan (tumpengan) saat peringatan Maulid Nabi Muhammad
SAW,” ungkap lelaki berusia 44 tahun ini.
0 komentar:
Posting Komentar