Kamis, 11 Desember 2014

Masjid Raya Bingkudu

Masjid Raya Bingkudu2_1374120640.jpg
Merupakan masjid tertua dan terbesar di Bingkudu yang berdiri pada ketinggian 1050 meter di atas permukaan laut. Terletak diantara bukit dan pepohan, memberikan suasana asri di sekitar masjid. Selain itu, tanah tempat berdirinya masjid juga lebih rendah dari bangunan di sekitarnya. Secara administratif, masjid masuk ke dalam wilayah Jorong Bingkudu, Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Masjid Raya Bingkudu diperkirakan berdiri tahun 1823 dan diprakarsai oleh Inyik Lareh Candung gelar Inyik Lareh Basa (H. Salam). Pembangunan masjid juga merupakan hasil kesepakatan empat delegasi yang mewakili daerah sekitar Bingkudu.
Pemugaran pernah dilakukan beberapa kali, dimana pemugaran pertama dilakukan oleh masyarakat setempat pada tahun 1957 berupa penggantian atap ijuk menjadi atap seng. Kemudian pada tahun anggaran 1991/1992 pemugaran dilakukan oleh Proyek Pelestarian dan Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sumatera Barat. Pemugaran yang dilakukan adalah pembongkaran dan pemasangan kembali atap, plafon rangka atap, jendela, menara, dan tangga menara. Pemugaran dilanjutkan dengan pemugaran sebuah makam dan tempat wudhu, mimbar, mihrab, kolam, pemasangan penangkal petir pada menara, penataan lingkungan, pengecetan, dan pembuatan pintu gerbang.
Masjid Raya Bingkudu memilki denah persegi dan terbuat dari kayu. Bentuk bangunan berupa panggung dengan tinggi kolong 1,5 meter. Sedangkan tinggi bangunan dari permukaan tanah sampai puncak mencapai19 meter. Atap bangunan berbentuk tumpang tiga berbahan ijuk. Untuk memasuki areal masjid, pintu masuknya berada di sebelah timur. Areal masjid terdiri dari bangunan induk, menara, dan tempat wudhu.
Ruang utama berdenah persegi dengan pintu masuk di sisi timur ruangan. Dinding dan lantai terbuat dari papan, begitupula dengan tiang dalam ruangan yang terbuat dari kayu. Di dalam ruang utama berdiri 53 buah tiang kayu berbentuk segi dua belas dan segi enam belas. Selain itu, tepat di bagian tengah ruangan berdiri tonggak macu yang berbentuk segi enam belas. Pada tiang-tiang tersebut terpasang beberapa buah lampu dinding kuno, sementara di tengah ruangan dipasang sebuah lampu gantung kuno. Hiasan yang dapat dilihat pada bagian atas tiang dan pada balok pengikat antara tiang merupakan hiasan khas Masjid Raya Bingkudu.
Di sisi barat ruang utama terdapat mihrab yang menjorok keluar sebagaimana masjid pada umumnya. Akan tetapi, tidak ditemui mimbar di dalamnya. Mimbar terletak di bagian depan mihrab dan terbuat dari kayu dengan bentuk ‘L’. Hiasan keemasan yang ditemui pada bagian mimbar merupakan hiasan yang dibuat pada tahun 1906. Sedangkan bagian mahkota mimbar terdapat ukiran kaligrafi yang bagian atasnya ditemui tulisan angka 1316 H (1906 M). Mihrab memiliki tangga naik yang menghadap ke depan dan tangga turun yang menghadap ke samping. Pada sisi kiri dan kanan tangga dapat ditemui pipi tangga yang dihiasi ukiran motif sulur-suluran. Adapun di bagian depan ruang utama dapat ditemui teras yang di dalamnya terdapat bedug yang terbuat dari kayu kelapa. Teras tersebut menghubungkan ruang utama dan menara.
Menara terletak di bagian depan masjid dan didirikan pada tahun 1957. Bangunan menara berbentuk segi delapan dengan atap berbentuk kubah. Menara yang ada sekarang merupakan menara pengganti yang sebelumnya terpisah di sebelah utara bangunan utama. Tinggi menara sekarang mencapai 11 meter. Di bagian tengahnya terdapat tiang utama yang dikelilingi 21 anak tangga yang memutar ke arah kiri. Sedangkan menara lama memiliki 100 anak tangga. Karena menara tersebut disambar petir, maka bangunan dipotong dan dinamai menara bulat yang difungsikan sebagai rumah garin masjid juga tempat musyawarah. Akan tetapi, sekarang fungsi menara bulat sudah berganti menjadi tempat penyimpanan barang serupa gudang. Di sebelah barat dan selatan masjid terdapat kolam, dimana di bagian selatan dilengkapi dengan tempat wudhu. Adapun makam yang ada di masjid adalah makam Syekh Ahmad Taher (1962), yakni seorang ulama berpengaruh di daerah Bingkudu.

0 komentar:

Posting Komentar