Kamis, 11 Desember 2014

Museum Keraton Yogyakarta

20140520_110709_1400559884.jpg
Di dalam kompleks Keraton Yogyakarta dibuat empat museum, yaitu Museum Batik, Museum Lukisan, Museum Kristal, dan Museum Sultan Hamengkubuwana IX. Keempat museum ini menyatu dengan bangunan-bangunan lain di dalam keratin dan menjadi bagian dari rute kunjungan wisatawan. Museum Keraton Yogyakarta ini benar-benar unik dan tidak ada duanya karena letaknya berada di dalam kompleks keraton yang disitu terdapat para abdi dalem keratin, lengkap dengan pakaian Jawa mereka yang piawai memainkan gamelan. Lantunan musik gamelan yang dapat disaksikan dan dinikmati pengunjung tiap hari Senin dan Kamis.
Museum Batik menempati dua unit bangunan. Bangunan Museum Batik Unit 1 berisi koleksi kain, selendang, semekan, destar, surjan dan lonthong pemberian dari keluarga kerajaan. Koleksi batik di ruangan ini didominasi warna cokelat dan motif parang. Konon, batik motif parang adalah motif khas keluarga kerajaan. Batik motif Parang Barong yang merupakan busana penobatan Sultan Hamengkubuwana VIII tahun 1921 merupakan salah satu koleksi adiluhung yang ditampilkan di ruangan ini. Adapula busana harian Sultan Hamengkubuwana IX bermotif Parang Rusak Cohong dan destar motif Parang Kestubo. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah batik motif Kawung Kotak Gringsing Wayang  milik dan karya KRAy Retno Wilanten Hamengkubuwana VIII (selir Sultan Hamengkubuwana VIII).
Berbeda dengan unit 1, Museum Batik Unit 2 berisi foto-foto anak dan cucu Sultan Hamengkubuwana IX saat melangsungkan upacara pernikahan, upacara mitoni, tedhak siten, khitanan dan upacara tetesan. Selain ditampilkan foto, di Museum Unit 2 ditampilkan pula pakaian batik yang dipakai dalam foto.
Museum lukisan di dalam kompleks keratin juga terdiri atas dua bangunan. Pada bangunan pertama, dipamerkan lukisan silsilah raja-raja yang dimulai dari Hamengkubuwana I. Silsilah digambarkan dalam bentuk pohon dengan buah yang melambangkan anak laki-laki dan daun yang melambangkan anak perempuan.
Koleksi adiluhung museum ini dipamerkan di bangunan kedua yang dulu berfungsi sebagai rumah putra mahkota. Lukisan yang dimaksud adalah potret Sultan Hamengkubuwana VII, yang dilukis oleh Raden Saleh pada tahun 1868. Lukisan-lukisan ini sangat bergaya Eropa. Lukisan Sultan Hamengkubuwana VI menampilkan sang raja yang mengenakan pakaian Jawa dengan batik motif parang, sedangkan lukisan Sultan Hamengkubuwana VII mengenakan busana keprajuritan lengkap.
Barang-barang, seperti vas bunga, guci, jam, set perlengkapan makan/minum, dan lampu yang terbuat dari perak, porcelain serta Kristal milik raja, dipamerkan di ruang Museum Kristal. Benda-benda ini kebanyakan berasal dari luar negeri. Koleksi paling unik adalah jam dinding dari keramik yang angka-angkanya dituliskan dalam huruf Jawa.
Selain itu, kisah hidup Sultan Hamengkubuwana IX diabadikan dalam museum tersendiri yang terdiri atas empat ruangan. Koleksi paling penting di ruangan ke-1 adalah Piagam penetapan dari Soekarno mengenai Yogyakarta sebagai bagian dari RI, juga amanat Sultan yang menyebutkan bahwa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa RI. Di ruangan ke-2 menampilkan foto-foto dan benda-benda peninggalan Sultan saat beliau masih kecil. Di ruangan ke-3, ditampilkan foto-foto dan benda-benda peninggalan beliau sebagai pejuang, gubernur dan wakil presiden RI. Koleksi adiluhung bagi museum ini adalah lukisan penobatan beliau sebagai Sultan Hamengkubuwana IX lengkap dengan seluruh perangkat alat-alat upacara saat penobatan. Cerita mengenai kisah hidup Sultan Hamengkubuwana IX di museum diakhiri dengan foto saat pemakamannya tahun 1988 dan denah keletakan makam beliau di Imogiri (ruangan ke-4).
Sumber: Yulianto, Kresno, dkk. 2013. Museum Tematik di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

0 komentar:

Posting Komentar