Rabu, 03 Desember 2014

Negeri Para Samurai

Ratusan ribu tahun yang lalu, terdapat sebuah pedang yang sangat berharga, pedang bercahaya yang berisikan energi keabadaian. Pedang itu jatuh dari langit di atas samudera yang luas. Pedang yang berisikan energi kehidupan, seiring proses waktu menjadi daratan yang hidup. Bibit-bibit pohon sakura yang berasal dari lapisan-lapisan langit bertaburan di daratan yang baru terbentuk ini. Bibit pohon ini tumbuh dengan cepat karena mendapatkan sumber kehidupan langsung dan energi melimpah. Ia tumbuh menjadi bentuk kehidupan yang sangat cantik, ia hidup dan bercahaya.

Negeri ini adalah negeri dengan jutaan pohon sakura.  Negeri yang mempersembahkan keharuman dan keindahan, negeri yang menghormati warisan budaya leluhur dan sangat menghormati alam, negeri yang menjunjung tinggi semangat ksatria, negeri yang menghormati kejujuran. Di tempat inilah cahaya itu pertama kali turun. Cahaya yang membangkitkan nilai-nilai kemanusiaan, cahaya yang menerangi setiap jiwa dari dalam untuk kembali menyatu kepada alam semesta. 
Saat cahaya itu pertama kali menyentuh samudera, muncul gelombang besar. Gelombang yang merubah pola pikir makhluk hidup yang sebelumnya egois dan lebih mementingkan diri sendiri menjadi manusia dengan kualitas utama yang lebih mengutamakan orang lain, membantu siapapun termasuk orang asing, memberikan makanan dan minuman kepada yang haus dan lapar, memberikan selimut hangat yang tebal bagi yang kedinginan dan memberikan tempat penampungan bagi yang telah kehilangan rumah untuk melindunginya dari hujan dan panas. 
Gelombang yang disatu sisi menimbulkan dampak kerusakan yang sangat besar di sisi lain membantu manusia menemukan jati dirinya yang sebenarnya, sebagai makhluk hidup yang saling tolong menolong, saling membantu, memberikan yang terbaik yang bisa diberikan untuk menolong dan menyelamatkan kehidupan. Manusia yang tersadarkan akan mendapat panggilan hidup untuk melakukan sesuatu yang jauh lebih besar dari dirinya, sesuatu yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Manusia yang tersadarkan akan berani berkorban, berani menanggung resiko untuk melakukan hal-hal mulia melampaui panggilan tugasnya.
Ketika di berbagai belahan dunia mengalami kekacauan, negeri ini menunjukkan kualitas terbaiknya. Tidak ada kekacauan, tidak ada kekerasan, justru alam di negeri ini berbicara dalam bahasa yang lembut. Mengutamakan orang lain, saling membantu dengan jujur dan penuh tanggung jawab, bahkan seorang petani yang sehari-harinya menanam padi di sawah melakukan hal-hal luar biasa yang melampui tugas hidupnya sehari-hari. Ia mengawasi dan melihat situasi di tiap rumah. Apabila ada yang kehabisan air minum, ia akan mencarikan dan menaruhnya di depan pintu lengkap dengan bungkusan nasi dan lauk pauknya. Bila ada yang sakit, ia akan membantu menggendongnya dan membawa orang yang sakit itu ke posko bantuan kesehatan. Tugas-tugas yang dilakukannya sungguh mulia dan tidak terbayangkan bila seorang petani saja dapat melakukan hal yang luar biasa tersebut, bagaimana dengan yang lainnya. 
Seorang pedagang toko yang mengetahui kondisi kritis yang dialami masyarakat dan terancam kehausan dan kelaparan sengaja membuka barang dagangannya dan menawarkannya secara gratis. Ia tidak memikirkan keuntungan dan kerugian, di saat-saat kritis seperti itu yang dibutuhkan adalah hati yang luas dan lapang serta kesediaan untuk memberikan apapun yang kita punya untuk membantu meringankan beban kesusahan orang lain. 
Yang paling dikagumi adalah para petugas pemadam kebakaran yang bekerja siang malam menyelamatkan kehidupan. Bahkan yang dilakukan para pemadam kebakaran ini melampui apapun yang mampu dilakukan manusia biasa. Mereka bersedia mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan lebih banyak manusia, termasuk menyelamatkan seluruh dunia. Mereka mengetahui resiko yang dihadapi ketika harus menghadapi kebocoran nuklir yang sudah parah, namun mereka dengan kesatria maju ke daerah pusat radiasi, mengorbankan hidupnya sendiri untuk memadamkan api yang membakar reaktor nuklir. Inilah kualitas kemanusiaan yang ingin ditunjukkan alam semesta kepada manusia, manusia sudah digariskan untuk berkembang dan berevolusi menjadi manusia-manusia dengan kualitas mulia.

0 komentar:

Posting Komentar