Situs Londa Toraja Utara
Sekitar
abad XVI, dua orang bersudara yang bernama Tolengke dan Topangra’pa’
yang merupakan cucu dari Pabane dan Marin di Gandang yang memiliki agama
dan adat yang sama dengan leluhur Puang Ri Kesu’ di Kesu’ telah datang
bermukim di daerah sekitar Londa di lingkungan adat Tadongkon dan
menjadikan gua-gua disekitaran Londa sebagai lokasi penguburan. Untuk
mempertahankan daerahnya, mereka kemudian benteng pertahanan di punggung
bukit Londa yang kemudian dikenal sebagai benteng Tarangenge. Benteng
ini dibangun untuk membendung serangan dari pasukan kerajaan Bone yang
diboncengi VOC yang ingin menaklukkan daerah Toraja. Peperangan terus
berlangsung sampai pada sekitar tahun 1670-1710 diadakan perjanjian
perdamaian antara Bone dan Toraja di Duri (kabupaten Enrekang). Setelah
perjanjian ini, kehidupan mulai tenang sehingga pemukiman atau
rumah-rumah tongkonan mulai dipindahkan ke tempat yang lebih rendah
dekat dengan lahan perkebunan, sawah serta lahan penggembalaan ternak
mereka. Hal ini juga terjadi pada tongkonan keturunan Tolengke’ dan
Topangra’pa’ diseluruh Tadongkon dan Sambua’. Namun meskipun mereka
telah terpisah cukup jauh, mereka tetap menjadikan Londa sebagai area
pekuburan sampai saat ini.
Tau-tau sebagai simbol representase orang yang telah dimakamkan di Londa
Salah satu bentuk peti kubur kayu (erong) di situs Londa
0 komentar:
Posting Komentar