PAKAIAN ADAT SULAWESI SELATAN. Makassar, Mandar,
dan Bugis (Sulawesi Salatan), memiliki salah satu produk budaya yang
dibanggakan dan telah menjadi ikon provinsi Sulawesi Selatan, yaitu Baju
Bodo. Bodo Gesung merupakan sebutan lain dari Baju Bodo. Bodo Gesung
sendiri artinya baju yang berlengan pendek dan menggelembun karena pada
bagian punggungnya menggelembung. Di antara busana adat yang dimiliki
Sulawesi Selatan, Baju Bodo merupakan baju yang paling tua usianya.
Seperti pakaian adat provinsi di pulau
Sulawesi, baju bodo terdiri dari blus sebagai pakaian bagian atas dan
sarung sebagai pakaian bagian bawahnya. Sementara blusnya terdiri dari
jenis baju Bodo dan baju Labbu. Baju Labbu merupakan baju Bodo berlengan
panjang. Baju Bodo seperti telah dijelaskan di awal termasuk busana
tradisional Indonesia yang tergolong jenis busana kutang pada bagian
blusnya dan busana bungkus pada bagian sarungnya.
Tekstil telah dikenal oleh masyarakat
Sulawesi sejaka zaman batu muda. Namun perubahan sosial yang terjadi
membawa perubahan pada seluruh segi kehidupan, maka muncullah masyarakat
terorganisasi dengan segala bentuk peraturan. Ikatan kerja sama seperti
membuat kerajinan tangan sebagai perhiasan seperti gelang dan kalung,
menenun pakaian dari bahan tekstil dan membuat periuk belanga mulai
dilakukan masyarakat pada waktu itu.
Kententuan atau tata cara berbusana pada
masyarakat Sulawesi telah diatur dalam sebauh kitab suci, yaitu
Patuntung atau tuntunan yang merupakan pedoman dalam menajalankan kaidah
kerohanian. Selain itu, kita suci tersebut berisi matera untuk
pengobatan, mandi dan pernikahan. Kitab suci tersebut berasal dari
warisan kepercayaan asli, yaitu animism dan dinamisme sebagai system
religi dan agama serta kepercayaan yang benar yang terbagi ke dalam
Toani Tolotang, Patutung dan Aluk Todolo.
Pada awalnya baju bodo terbuat dari kain kasa merah atau hitam rangkap dua dan dikanji. Panjangnya hingga ke tana, sehingga merupakan dua kali panjang busana dengan lebar kurang lebih satu meter. Kain itu kemudian dilipat menurut panjangnya. Kedua sisanya dijahit, lalu disiskan 12 cm sebagai lubang lengan. Agar menggelembung bagian lubang lengan waktu memakainya agak disingsingkan. Sarung tidak diikat pada pinggang namun hanya dipegang saja dengan tangan kiri.
Pada awalnya baju bodo terbuat dari kain kasa merah atau hitam rangkap dua dan dikanji. Panjangnya hingga ke tana, sehingga merupakan dua kali panjang busana dengan lebar kurang lebih satu meter. Kain itu kemudian dilipat menurut panjangnya. Kedua sisanya dijahit, lalu disiskan 12 cm sebagai lubang lengan. Agar menggelembung bagian lubang lengan waktu memakainya agak disingsingkan. Sarung tidak diikat pada pinggang namun hanya dipegang saja dengan tangan kiri.
Bentuk segi emat merupakan ciri khas
dari Baju bodo. Ciri khas lainnya ialah bahwa Baju Bodo tidak berlengan,
sisi samping blus dijahit, bentuk bagaian badan blus menggelembung,
bagian atas dilubangi untuk memasukan kepala yang sekaligus juga
merupakan garis untuk lubang leher, tidak memiliki sambungan jahitan
pada bagian bahu, memakai hiasan berupa kepingan-kepingan logam
berbentuk bulat berwarna emas di seluruh pinggiran dan permukaan blus.
Ada peraturan mengenai pemakaian baju
bodo. Masing-masing warna manunjukkan tingkat usia perempuan yang
mengenakannya. Misalnya, warna jingga hanya dipakai oleh perempuan umur
10 tahun. Warna jingga dan merah darah digunakan oleh perempuan umur
10-14 tahun. Warna merah darah untuk 17-25 tahun. Warna putih digunakan
oleh para inang dan dukun. Warna hijau diperuntukkan bagi puteri
bangsawan. Warna ungu dipakai oleh para janda.
Dahulu Baju Bodo kerap digunakan sebagai
pakaian pesta, misalnya pada pesta pernikahan. Jauh sebelumnya lagi,
Baju Bodo kerap digunakan dalam upacara kematian dan perayaan. Akibat
perubahan zaman, pemakaian Baju Bodo sudah mulai terkikis. Baju bodo
kian terpinggirkan. Orang-orang lebih memilih kebaya modern, gaun malam,
atau busana-busana yang terkesan modis dan lebih simple.
Namun, baju bodo tidak sepenuhnya kehingan tempat di hati masyarakat Sulawesi Selatan. Baju Bodo masih tetap digunakan oleh mempelai pengantin di resepsi atau akad nikah.
Namun, baju bodo tidak sepenuhnya kehingan tempat di hati masyarakat Sulawesi Selatan. Baju Bodo masih tetap digunakan oleh mempelai pengantin di resepsi atau akad nikah.
0 komentar:
Posting Komentar