Orang penting yang melancong ke tanah Jambi pastilah
beruntung karena akan disuguhkan gerak tari yang lembut dan halus
berkolaborasi dengan iringan musik dan syair yang agung. Tari tersebut
ialah Tari Sekapur Sirih. Tari ini merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi.
Tarian ini diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962. Pada tahun 1967 tarian ini ditata ulang oleh OK Hendri BBA.
Tari ini mendeskripsikan perasaan lapang dan terbuka yang dimiliki
orang-orang Jambi terhadap tamu yang berkunjung ke daerah mereka. Jumlah
penari dalam tarian ini ialah 9 orang penari perempuan dan 3 orang
penari laki-laki. Di antara dua belas penari tersebut satu orang
bertugas memegang payung, dua orang pengawal, dan sisanya menari.
Sayangnya,
hari ini antusiasme warga terhadap tarian ini berkurang. Hal tersebut
terlihat dari jumlah penari yang menyusut dalam tarian ini, yaitu
berjumlah enam orang, satu orang penari laki-laki yang bertugas membawa
cerano, sisanya penari perempuan.
Gerakan melenggang, sembah
tinggi, merentang kepak, berhias (memasang cincin, gelang, anting, serta
bedak gincu dan calak), gerakan putar setengah, putar penuh menjadi
bagian dari tarian ini. Gerakan tersebut dilakukan dalam posisi level
rendah dan sedang sedangkan pola lantai yang dimainkan disesuaikan
dengan kebutuhan dan tempat pementasan. Apabila dilakukan di gedung atau
indoor pola lantai dapat dilakukan namun apabila di luar gedung atau
outdoor pola lantai jarang dilakukan.
Cerano atau wadah yang
berisikan lembaran daun sirih, payung, keris merupakan property yang
digunakan dalam tarian ini. Untuk pakaian, para penari mengenakan baju
kurung adat Jambi. Senandung lagu rakyat Jeruk Purut dan suara biola dan akordion berlanggam melayu dan ditemani oleh gambus, gong, dan gendang turut mengiringi tarian ini.
Para
penari berhias tubuhnya dengan balutanssongket, baju kurung dalam,
sedangkan hias kepala berupa sunting yang terdiri dari kembang goyang,
beringin dan cempako. Pemanis lain yang juga digunakan ialah teratai,
pending dan gelang. Namun, hari ini, seiring dengan perkembangan zaman,
aksesoris yang dipakai bertambah. Misalnya, Gelang Kilat Bahu, Gelang
Kano, Gelang Pipih dan Gelang Buku Beban atau juga disebut Gelang Puru,
sedangkan sanggul Lipat Pandan, Sunting Beringin, dan Kembang Goyang
menjadi perhiasan untuk kepala.
Sebenarnya, nama atau istilah
dari tarian ini cukup beragam sama dengan beragamny varian tarian ini,
salah satunya tari Penyambutan. Awalnya, tarian ini disebut tarian
persembahan, kemudian mengalami perubahan menjadi Tari Penyambutan.
Bedanya dengan tari sekapur sirih ialah bahwa tari Penyambutan adalah
tari kreasi baru yang diatur sedekat mungkin dengan Tari Kejei. Jumlah
penari disesuaikan dengan tempat, bisa putra bisa putri, bisa juga
berpasangan.
Masyarakat Rejang Lembak menyebut tari Penyambutan
dengan sebutan tari Kurak, meskipun pada akhirnya nama tari Penyambutan
dipilih untuk dibakukan. Musik dan Alat Musik dalam tari Penyambutan
menggunakan musik Kejei.
Gerakan tarian ini terdiri dari sembah
tari, yaitu tangan diangkat di atas bahu. Kemudian penari akan melakukan
sembah tamu, yaitu gerakan tangan yang mengangkat tangan ke atas dada.
Setelah itu penyerah siri melakukan pose setengah jongkok dan setengah
berdiri untuk tarian yang dilakukan di luar rumah, sementara itu gerakan
lantai dilakukan untuk tarian yang dilakukan di dalam rumah.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar