Candi Kedulan
Candi Kedulan terletak di Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Kedulan
berada di tanah kas desa di Bulak Perung. Secara geografis candi ini
terletak pada 07º 044’ 28” LS dan 110º 28’ 05” BT dengan ketinggian
antara 167,640 – 168.356 m di atas permukaan air laut. Adapun batas –
batas Situs Kedulan di sebelah barat adalah Sungai Wareng, sebelah
timur adalah Dusun Segaran, sebelah selatan adalah Dusun Plasan, dan
sebelah utara adalah perumahan penduduk.
Sungai
Wareng yang berjarak sekitar 500 m di sebelah barat adalah salah satu
sungai yang mengalirkan air dari utara ke selatan sepanjang tahun, dan
saat musim penghujan permukaan air sungai naik mendekati permukaan tanah
sehingga mempengaruhi permukaan air bawah tanah yang menjadi dangkal.
Hal ini akan menimbulkan masalah bagi pelestarian candi, karena candi
akan terendam air di musim penghujan.
Berdasarkan penemuan dua buah prasasti yaitu Sumuņdul dan panangaran dapat diketahui sejarah Candi Kedulan. Tulisan dalam prasasti tersebut memakai huruf serta bahasa Jawa Kuna berangka tahun 791 Saka (869 M). Kedua
prasasti ini telah berhasil dibaca, diterjemahkan, dan
diinterpretasikan oleh Drs. Cahyono Prasodjo MA dan Dr. Riboet
Darmosutopo dari Fakultas Ilmu Budaya UGM. Isi kedua prasasti tersebut
adalah adanya sebuah dawuhan (dam) yang dipergunakan oleh masyarakat
dari 2 desa (Panangaran dan Parhyangan) yang kemudian adanya kewajiban
membayar pajak. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat pada masa itu sudah
mengenal manajemen irigasi dan pemanfaatannya dalam pertanian.
Secara pasti belum ditemukan data tentang kapan pendirian Candi Kedulan
apakah yang dimaksud dengan bangunan suci Tiwa(ga)haryyan itu adalah
Candi Kedulan. Sampai saat ini juga belum ditemukan data mengenai waktu
pendirian bangunan suci Tiwagaharyyang atau “Candi Kedulan“, namun
angka tahun 791 Saka atau 859 M yang terdapat dalam kedua prasasti dapat
dijadikan sebagai kerangka waktu pendirian bangunan Candi Kedulan.
Secara vertikal, Candi Kedulan terdiri atas tiga bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi, dan atap candi. Kaki Candi Kedulan
berdenah bujur sangkar dengan ukuran 12.05 x 12.05 m dan tinggi 2.72 m
dengan penampil di sebelah timur yang berfungsi sebagai tangga masuk,
dengan pipi tangga berhiaskan makara. Kaki candi mempunyai selasar
dengan pagar langkan. Pada lantai selasar di setiap sudutnya ditemukan
umpak tertutup, sedangkan pada sisi tengahnya ditemukan umpak.
Hal
yang paling menarik adalah adanya penambahan ketinggian lantai selasar
dengan menambah satu batu, sehingga lantai bilik lebih rendah dari
lantai selasar. Pada pintu gapura juga terdapat penambahan satu batu,
sehingga pintu menjadi lebih sempit.
Tubuh
candi induk mempunyai ukuran lebih kecil dari kaki candi, yaitu 4 x4 m
dengan tinggi 2.6 m. Tubuh candi mempunyai bilik yang berisi lingga dan
yoni dengan pintu masuk di sebelah timur, sedangkan pada kanan kiri
pintu masuk terdapat relung berisi Arca Mahakala dan Nandiswara. Cerat
yoni mengarah ke utara dan pada dinding utara di bawah relung ditemukan
lubang (saluran air) menuju selasar. Pada dinding candi selatan, barat,
dan utara terdapat relung dengan tangga naik dari selasar menuju dasar
relung.
Bagian
atas relung berhiaskan kala tanpa rahang bawah, di kanan kiri relung
berhiaskan pilaster dengan motif dedaunan dan makara. Arca relung sisi
selatan belum ditemukan, relung sisi barat berisi Ganesa, relung sisi
utara berisi Durga. Dari hasil rekonstruksi diketahui bahwa bangunan
Candi Kedulan mempunyai sebuah candi utama berdenah bujur sangkar dan
tiga buah candi perwara di sisi timur candi utama. Selain candi utama
dan tiga buah candi perwara, masih diperkirakan bahwa candi ini memiliki
pagar halaman I dan II, tetapi sampai sekarang baru ditemukan pagar
halaman I sisi utara dan selatan.
Data-data
batu candi yang berhasil dikumpulkan sudah mencapai 85 % dan sudah
dilakukan penyusunan percobaan, sehingga candi utama sudah bisa
direkonstruksi secara lengkap. Kondisi Candi Kedulan saat ini berada di
bawah permukaan tanah pada kedalaman + 8.36 m.
Candi Kedulan
ditemukan dalam keadaan runtuh dan terbenam oleh lahar vulkanik dan
sedimen setebal 8 m yang tersusun atas 15 lapisan sedimen. Candi
tersebut pertama kali ditemukan pada tanggal 24 September 1993 pada saat
penambang pasir sedang menggali tanah untuk tanah urug, selanjutnya
pada kedalaman + 3 m mereka menemukan susunan batu-batu candi. Penemuan
tersebut dilaporkan ke kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Daerah Istimewa Yogyakarta (sekarang BP3 Yogyakarta). Candi Kedulan
mempunyai latar belakang agama Hindu. Hal ini berdasarkan temuan-temuan
hasil penggalian antara lain: Lingga-Yoni, Arca Durga, Arca Nandiswara,
arca Mahakala, Arca Ganesa, Arca Agastya, Prasasti Sumundul dan
Panangaran.
Berdasarkan
laporan tentang adanya penemuan candi, BP3 Yogyakarta kemudian
menindaklanjuti dengan serangkaian kegiatan Ekskavasi Penyelamatan
(Rescusce Excavation), pengumpulan data, dan anastilosis yang
dilaksanakan dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2001. Kemudian
dilanjutkan dengan Studi Kelayakan yang dilaksanakan oleh Balai
Pelestaraian Peninggalan Purbakala Yogyakarta bekerja sama dengan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman pada tahun 2002.
Berdasarkan data yang ada, kegiatan studi kelayakan menyimpulkan bahwa
candi induk Kedulan layak dipugar. Pemugaran didahului dengan kegiatan
Studi Teknis Arkeologis termasuk di dalamnya perencanaan pemugaran yang
juga meliputi penataan lingkungannya.
Berdasarkan stratigrafinya, Candi Kedulan telah mengalami beberapa kali penimbunan oleh material Gunung Merapi.
0 komentar:
Posting Komentar