PERMAINAN TRADISIONAL SUMATERA UTARA
Jenis permainan mardetes
dikenal di daerah Simalungun yang mempunyai makna “meluncur”. Permainan
ini mirip dengan olahraga ski yang kita kenal dewasa ini. Sifat
permainan ini kompetitif, yang dapat melatih ketangkasan di samping
menjadi hiburan melihat orang yang jatuh terguling yang menimbulkan
kelucuan. Mardetes dimainkan anak laki-laki saja, berumur 6 sampai 12
tahun, jumlah pemain umumnya 8 atau 10 orang terdiri dari 4 atau 5
orang. Dilakukan pada waktu sore hari ketika istirahat dari membantu
orang tuanya seharian.
Alat
yang digunakan dalam permainan ini yaitu sebuah alat peluncur yang
terbuat dari pelepah pinang yang dibentuk sedemikian rupa, daunnya
dibuang dan ujungnya dipotong sebagai pegangan dan dapat juga dari
pelepah enau yang dibentuk seperti sampan panjangnya 70 cm, sebelah
depan dipahatkan sepotong kayu sebagai tempat injakan kaki sepanjang 20
cm kiri dan kanan. Kemudian mencari arena pertandingan seperti lereng
bukit dengan kemiringan 30° atau lebih dengan panjang 30 atau 40 meter,
lebar 15 meter, direntangkan tali pada bagian atas sebagai garis start dan di bawah direntangkan tali sebagai garis finish.
Mula-mula
ditentukan 2 orang juri, kemudian menentukan personil setiap grup, grup
A dan grup B. Pemain dari kedua grup dibuat/disusun berselang-seling,
menduduki alat peluncurnya masing-masing dengan kaki menginjak tanah
pada tali yang direntangkan sebagai garis start. Juri memberi
aba-aba sebagai tanda dimulai peluncuran. Setiap pemain berusaha
mendahului lawan sambil menghalangi lawan dengan caranya
sendiri-sendiri. Sebaliknya lawan akan berusaha mengelakkan rintangan
itu dengan cara membelokkan luncurnya sehingga dapat meneruskan
peluncuran. Pada garis finish kedua juri telah bersiap-siap
untuk memperhatikan dari grup mana yang terbelakang. Bila pemain ada
yang terguling maka dianggap kalah dalam permainan, hanya pemain yang
tidak pernah jatuh yang dianggap sah sampai garis finish.
0 komentar:
Posting Komentar