Tari kupu-kupu atau tari kupu-kupu tarum
adalah salah satu dari sekian banyak tarian yang berasal dari Bali.
Keberadaan Bali dalam sisi seni budaya, keindahan alam dan
religiusitasnya telah diakui dan dikenali oleh masyarakat Internasional.
Maka tak heran jika banyak budayawan dan seniman Bali yang terkenal
dalam pentas dunia seni internasional.
Menurut catatan sejarah
tarian Bali, tari kupu-kupu diciptakan oleh diciptakan oleh I Wayan
Beratha pada tahun 1960-an. I Wayan Beratha adalah seniman Tari Bali
yang lahir pada tahun 1926, di Banjar Belaluan Denpasar. Kini ia menetap di Banjar Abian Kapas Kaja. I Wayan Beratha
hidup dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga seniman Bali. Kakeknya, I
Ketut Keneng (1841-1926) juga adalah seniman Bali yang besar pada
zamannya. Kakeknya adalah seorang ahli karawitan dan pagambuhan. Karena
kebesaran nama dan karyanya, hampir sebagian besar kehidupan Pekak
(Kakek) Kenengnya diabdikan untuk keluarga Puri Denpasar, sebagai
seniman kesayangan Raja I Gusti Agung Ngurah Denpasar hingga Perang
Puputan Badung meletus tahun 1906. Maka pantaslah darah seniman besar
mengalir dalam I Wayan Beratha dan menciptakan karya-karya besar bagi
masyarakat Bali dan Indonesia.
Tarian kupu-kupu adalah
jenis tarian grup putri yang dimainkan oleh lima orang perempuan atau
lebih. Tarian ini menggambarkan kupu-kupu berwarna biru tua atau tarum
yang sedang terbang dan hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya.
Secara filosofis, tarian
kupu-kupu adalah penggambaran keindahan, kedamaian dan eksotoknya pulau
Bali. Gerakan yang gemulai dengan komposisi gerak yang dinamis dan
menawan, menjadikan tarian kupu- sedikit berbeda dengan nuansa yang
diciptakan oleh tarian Bali pada umumnya sehingga lebih terkesan nuansa
damai saat menontonya. Serta perpaduan warna kostum antara kain berwarna
gelap dan terang seperti biru, kuning emas, dan hijau tua serta mahkota
yang berkilauan dengan pernak-pernik keemasan, menggambarkan keindahan
dalam kontrasnya perbedaan. Seperti keindahan alam, kondisi sosial,
ragam karya seni, budaya serta keyakinan masyarakat Bali yang bersatu
dalam keharmonisan gerak. Iringan musiknya pun, meski dengan alat yang
sama yakni gamelan Bali, ada harmoni nada dengan birama yang lembut.
Tidak menghentak-hentak seperti tari kecak.
Pemaknaan terhadap tarian
kupu-kupu di atas, adalah cerminan dari cara berpikir Beratha yang
mempunyai pandangan sangat terbuka, ia berusaha membuang fanatisme
kedaerahan meski tidak sepenuhnya meninggalkan kekhasan budaya Bali.
Dari segi seni karawitan, pada tahun 1957 - 1959, ia mulai menyadap
pembauran warna gambelan yang meretas jauh pola-pola kedaerahan.
Pola-pola ini menurutnya disebabkan oleh adanya kompetisi di zaman
raja-raja yang berlangsung hingga zaman penjajahan. Maka ia memberanikan
diri mempelajari karawitan Bali Utara dan mengajarkan karawitan Bali
Selatan di seluruh Bali. Kemudian bersama I Cede Manik, I Wayan Beratha
menjadi jembatan antara gaya seni karawitan \"Bali Selatan dan Utara
yang tentunya tercermin dan setiap tarian yang diciptakannya.
Apa yang dilakukan oleh
Wayan Beratha terhadap kebudayaan Bali, bukan sebuah upaya perusakan
tradisi atau melunturkan keadiluhungan seni tradisional, melainkan
sebuah kebaruan agar kesenian tradisional di Bali menemukan dunianya
yang beriringan dengan perkembangan jaman. Seperti yang telah kita
saksikan dalam tarian kupu-kupu ciptaannya.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar