Ada sebuah sumur tua di tengah hutan. Seekor keledai terperosok ke dalamnya. Untung, sumur kering
dan tak begitu dalam, jadi keledai itu tidak mengalami patah tulang.
Namun, ia berada di dasar sumur. Anda tahu, keledai tak bisa memanjat.
Bagaimana ia bisa keluar dari sana?
Ia
menjerit minta tolong, “Eo! Eeoo! Eeeooo!” Seorang petani mendengar
suara aneh dari dalam hutan. Suara itu memancing rasa ingin tahunya. Ia
kemudian menemukan seekor keledai di dasar sumur. Keledai berpikir,
“Akhirnya, aku selamat!”
Tetapi
petani ini orang sangat kejam yang benci keledai. Apalagi keledai
begitu berisik. Ia tak bisa membiarkan keledai ini begitu saja. Petani
membawa sekop dan mulai mengisi sumur dengan tanah. Ia ingin mengubur
keledai hidup-hidup. Begitu keledai menyadari apa yang terjadi, ia
menjerit keras. Namun, setelah beberapa menit, keledai mendapat akal.
Setiap
kali tanah yang dilempar dari sekop menimpa punggungnya, keledai
menggoyang luruh tanah itu, lalu menginjak-injaknya hingga padat. Ia
bisa naik satu inci lebih tinggi. Petani itu begitu sibuk menyekop
tanah, sehingga ia tidak sadar sepasang telinga mulai muncul di mulut
sumur. Ketika pijakan keledai sudah cukup tinggi, ia melompat keluar
dari sumur.
Kisah
tersebut saya ceritakan kepada Presiden Sri Lanka, seraya menambahkan,
“Jika orang-orang menyekop tanah ke sekujur tubuh Anda, cukup
goyang-goyang, luruhkan, injak, dan Anda menjadi seinci lebih tinggi.”
Bukankah luar biasa, jika pasangan Anda mengomeli Anda, lalu Anda
melakukan hal serupa?
Anda
tidak perlu harus menjadi negatif terhadap hal-hal seperti ini dalam
hidup Anda. Apa pun yang terjadi, Anda selalu bisa memanfaatkannya.
Semua ini adalah pupuk bagi hidup. Sabar, rangkullah momen kini, dan
lakukan apa yang bisa dilakukan.
0 komentar:
Posting Komentar